Banjir melanda wilayah Kabupaten Sintang, Sekadau, dan Melawi Kalimantan Barat sejak 21 Oktober lalu. Hingga kini, air masih menggenangi sejumlah titik.
Aktivitas masyarakat pun lumpuh hingga lebih dari dua minggu. Gubernur Kalimantan Barat menyebut aktivitas tambang turut menjadi faktor.
Darurat: Pemkab Sintang, Kalimantan Barat telah menetapkan status tanggap darurat banjir.
Berlaku sepanjang 19 Oktober hingga 16 November mendatang. Bisa diperpanjang jika banjir masih menggenangi Sintang.
Penyebab: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir terjadi sejak 21 Oktober lalu buntut dari hujan yang sangat deras.
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyebut banjir terjadi bukan hanya diakibatkan oleh hujan, tetapi juga daerah serapan air yang kehilangan fungsi.
Menurut Walhi, aktivitas proyek pembangunan skala besar membuat daerah hilir mudah tergenang air dan lama surutnya
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji angkat suara. Dia mengatakan pemberian konsesi untuk hutan tanaman industri juga jadi penyebab.
Pemberian konsesi itu membuat banyak hutan yang ditebang atau deforestasi, sehingga kehilangan fungsi sebagai daerah serapan.
Mengutip tvonenews, ia menyebut aktivitas tambang turut memperparah kondisi di wilayahnya.
Pertambangan besar diizinkan, sementara usaha tambang oleh rakyat yang tergolong lebih kecil tidak diberi izin. Wahasil, warga menjadi melakukan aktivitas tambang secara sporadis di banyak titik.
Korban Jiwa: BNPB mencatat dua orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda wilayah Sintang sejak 21 Oktober lalu.
Selain itu, 24.522 keluarga terdampak. Tempat tinggal mereka terendam banjir sehingga tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
Aktivitas Lumpuh: Mengutip Antara, Pemprov Kalimantan Barat menyatakan 2.000 hektare lahan pertanian terendam banjir. Sebanyak 1.212 di antaranya adalah lahan padi.
Daerah yang terdampak banjir tersebut yakni di Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Sintang dan Sanggau serta Kubu Raya.
Pemkab Sintang juga meliburkan sekolah sepanjang 5-13 November lantaran debit air semakin tinggi.
Selain itu, ASN di Pemkab Sintang yang terdampak banjir pun tidak diwajibkan datang ke kantor. Surat edaran sudah diterbitkan.
Kesulitan Makanan: Warga Kalbar yang terdampak banjir, terutama di Kabupaten Sintang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemkab Sintang lantas menambah tempat pengungsian. Gubernur Kalbar Sutarmidji pun mengirim bantuan makanan untuk 15 hari ke depan.
“Untuk Sintang contohnya bantuan dari kami 100 ton dan dipakai juga 100 ton,” kata Gubernur Sutarmidji,” mengutip Antara.
Bantuan juga diberikan ke wilayah Kabupaten Melawi dan Sekadaru. Dua daerah itu turut terendam banjir.
Baca juga:
Pembangunan Tak Bermanfaat Ketika Bumi Tak Layak Huni
Wamenlu RI: Tidak Ada Terminologi Nol Deforestasi 2030
Hati-hati! La Nina Diprediksi Ancam Ketahanan Pangan Indonesia