Internasional

Gara-gara Kembang Api, New Delhi Diselimuti Kabut Beracun

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
Pixabay

New Delhi dilanda kabut asap beracun sehari setelah penduduk menentang larangan kembang api untuk perayaan festival lampu tahunan Hindu India, Jumat (5/11).

Pelanggaran: Kepala Menteri Delhi, Arvind Kejriwal, sempat mengumumkan larangan total semua penjualan kembang api di kota itu hingga Januari. Namun, warga melanggar atau menentang larangan tersebut dan menyalakan kembang api.

Terdapat 281 orang ditangkap di Delhi karena bentuk pelanggaran yang dilakukan antara 29 September 2021 dan 4 November 2021.

Skala Pencemaran: Dikutip dari Reuters, New Delhi menjadi ibukota dengan penghasil kualitas udara terburuk di dunia. Bencana pencemaran udara kembali terjadi kota tersebut karena kembang api Diwali.

Oleh karena itu, Air Quality Index (AQI) New Delhi menunjukkan hasil partikel beracun di udara naik ke rekor tertinggi menjadi 463 dari skala 500. Rekor ini tercatat sebagai kondisi paling parah yang berpengaruh bagi orang mengidap masalah pernapasan.

Lampu Merah: AQI mengukur partikel beracun di Delhi mencapai PM2.5 setara rata-rata 706 mikrogram. WHO menganggap apapun di atas rata-rata 5 mikrogram menjadi lampu merah bagi wilayah tersebut.

PM2.5 di udara dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan pernapasan seperti kanker paru-paru. Sedangkan, di India udara beracun telah membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun.

KTT COP26: Dikutip dari The Hill, India memiliki konsentrasi partikel pencemaran udara tujuh kali lebih tinggi dari pedoman WHO. Oleh karena itu, pada KTT COP26 Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan India berkomitmen untuk mencapai emisi net zero pada 2070 dan menghasilkan 50 persen dayanya dari energi terbarukan pada 2030.

Baca Juga

Share: Gara-gara Kembang Api, New Delhi Diselimuti Kabut Beracun