Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 resmi digelar pada hari ini, Selasa (26/10) tanpa perwakilan Myanmar.
Junta militer Myanmar menolak mengikuti KTT setelah nama Jenderal Min Aung Hlaing dicoret dari daftar peserta KTT ASEAN yang diketuai Brunei Darussalam pada 26-28 Oktober 2021 secara virtual.
Tak Singgung: Saat menyampaikan pidatonya, Ketua ASEAN, Brunei dan sekretaris jenderal ASEAN sama sekali tidak menyebut ketidakhadiran Myanmar.
Perwakilan: Pada Senin lalu (25/10) Myanmar menyatakan bahwa negaranya hanya akan setuju untuk mengirimkan kepala negara atau pejabat setingkat menteri dalam KTT tahun ini.
Myanmar mengatakan pihaknya akan menjunjung prinsip hidup berdampingan dengan negara-negara lain.
Sebagai ketua KTT, Brunei juga mengatakan bahwa ASEAN akan mengundang seorang perwakilan non politik dari Myanmar.
Namun hingga KTT resmi dibuka tidak ada konfirmasi apapun dari pihak Myanmar.
Agenda KTT: KTT ASEAN mengusung tiga agenda pertemuan terpisah antara para pemimpin negara-negara ASEAN dan perwakilan dari Amerika, China dan Korea Selatan.
Akademisi: Melansir Antara, Akademisi dari Binus University, Tirta Mursitama mengatakan keputusan ASEAN yang tidak mengundang junta militer Myanmar merupakan intervensi positif sepanjang menyangkut nilai-nilai HAM dan demokrasi universal.
Menurutnya, ASEAN sudah mengambil Langkah yang berbeda untuk memberikan tekanan kepada pemerintah junta militer Myanmar.
“Hal ini bisa dimaknai juga sebagai hal yang positif bagi ASEAN bahwa intervensi bisa saja dilakukan. Artinya, ASEAN berusaha melakukan modifikasi prinsip non-interference persoalan domestik negara-negara ASEAN walau tidak secara drastis,” ujarnya.
Baca juga:
Penjabat Presiden Myanmar Nyatakan Perang Lawan Junta Militer
Hari Jadi ASEAN ke-54, Momen Ujian Hadapi Konflik Myanmar dan Kekompakan Atasi Pandemi