Kelompok bersenjata ISIL (ISIS) mengumumkan bahwa pemimpinnya, Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi telah tewas dalam pertempuran.
Terbunuh di perang: Seorang juru bicara kelompok tersebut mengatakan bahwa Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi tewas dalam sebuah pertempuran. Namun, sang juru bicara tidak memperinci tanggal atau penyebab kematiannya.
Juru bicaranya, Abu Omar al-Muhajer, menyebut bahwa Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi merupakan seorang warga Irak.
Melansir Al Jazeera, CENTCOM militer Amerika Serikat mengatakan Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi telah terbunuh pada pertengahan Oktober.
“Operasi ini dilakukan oleh Tentara Pembebasan Suriah di provinsi Dar’a di Suriah. ISIS tetap menjadi ancaman bagi wilayah tersebut. CENTCOM dan mitra kami tetap fokus pada kekalahan abadi ISIS,” kata juru bicara CENTCOM, Kolonel Joe Buccino dalam sebuah pernyataan.
Minim informasi: Sedikit yang diketahui tentang Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi. Ia hanya diketahui mengambil alih kepemimpinan kelompok tersebut setelah kematian Abu Ibrahim al-Qurashi dalam serangan AS pada Februari di provinsi Idlib barat laut Suriah.
Al-Qurashi diyakini sebagai nom de guerre atau nama yang hanya diadopsi dalam medan peperangan oleh berbagai pemimpin ISIL.
Kematian para pemimpin berturut-turut menandai pukulan bagi kelompok bersenjata itu. Menurut koalisi pimpinan AS, kelompok itu telah dikalahkan di Irak pada 2017 dan di Suriah dua tahun kemudian.
Tapi sel-sel tidur dari kelompok bersenjata masih melakukan serangan di kedua negara.
Terkait ISIS/ISIL: Kelompok ISIL mendeklarasikan apa yang disebut “kekhalifahan” pada tahun 2014 setelah menaklukkan sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah.
Koalisi militer pimpinan AS meluncurkan operasi yang dijuluki “Inherent Resolve” pada tahun 2014 untuk mengusir ISIL dari wilayah yang dikuasainya.
Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi adalah pemimpin ISIS kedua yang terbunuh sejak pendirinya, yakni Abu Bakr al-Baghdadi yang dibunuh di Idlib Suriah oleh AS pada 2019.
Gedung Putih menyambut baik berita kematiannya, tetapi tidak mengomentari keterlibatan AS dalam operasi yang menyebabkan pembunuhan itu.
“Kami senang melihat pencopotan pemimpin ISIS dalam waktu yang cepat,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre. “Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk melawan ancaman global dari ISIS dan siap bekerja sama dengan mitra internasional,” kata Gedung Putih.
Hassan Hassan, penulis buku tentang ISIL, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kelompok itu berkurang.
“Ini bukan berarti kelompok itu sudah tamat, tapi untuk sekarang ini adalah bayangan dari diri mereka yang dulu, mereka dilubangi dalam hal kepemimpinan dan kemampuan mereka untuk melakukan serangan,” katanya.
“Mereka tidak memiliki pemimpin yang ikonik dan karismatik lagi, dan mereka tidak melakukan serangan besar akhir-akhir ini,” sambungnya.
Turki pada bulan September mengatakan, pasukan keamanan mereka telah menangkap Bashar Khattab Ghazal al-Sumaidai, seorang “eksekutif senior” ISIL yang juga dikenal sebagai Abu Zeyd.
Media Turki mengatakan ada beberapa indikasi bahwa Sumaidai mungkin adalah pemimpin ISIS, Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi.
Baca Juga:
Khilafatul Muslimin Sama Bahayanya dengan HTI, NII, dan ISIS
ISIS Klaim Sebagai Dalang Bom Bunuh Diri di Masjid Syiah Afghanistan