Isu Terkini

Musim Partai Politik Pilih Jalan Pragmatis

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid membenarkan partai-partai di Indonesia saat ini sangat bersifat pragmatis alias mengutamakan manfaat atau keuntungan.

“Tentu kami (PKB) lahir karena ideologi, tapi saya sedikit membenarkan bahwa ketika pada teknis untuk penentuan capres dan cawapres itu ada hal yang memang pragmatis di situ. Namun, PKB tetap ingin mengedepankan idealisme tentunya. Karena apa?, karena kami juga memiliki mandat sejarah untuk meneruskan politik yang digagas oleh para ulama para kyai,” ujar Jazilul dalam Kasih Paham! Peta Koalisi Calon Presiden 2024 yang disiarkan Asumsi.co.

Akui pragmatisme partai: Ia mengakui adanya pragmatisme dalam urusan capres dan cawapres.

“Nah di situ kadang-kadang ideologi ya di apa ya dipantas-pantaskan. Berbagai hal bisa terjadi sisi-sisi pragmatisme itu. Ini yang terjadi di politik kita hari ini,” tutur Jazilul.

Ia menilai, arah politik partai saat ini memang aneh. Ada partai yang sudah mendeklarasikan capres, tetapi belum bisa memenuhi syarat presidential threshold alias ambang batas pencalonan presiden. Di sisi lain, ada pula partai yang enggak mendeklarasikan capres, tetpai sudah memenuhi presidential threshold.

Efek ekor jas: Pragmatisme tercermin dari bagaimana partai berupaya memenuhi syarat presidential threshold dan parliamentary threshold. Termasuk, menggunakan cara efek ekor jas (coat tail effect).

“Karena tidak mudah membawa partai ini untuk selamat. Kalau kita salah elektoral jatuh, bisa nggak selamat. Misalkan sekarang ini yang sudah digembor-gemborkan soal Nasdem (deklarasikan Anies Baswedan sebagai capres), kalau ternyata salah (perkiraan bisa mengerek elektabilitas partai meleset), bisa nggak selamat tuh. Jatuh partainya. Kalau sudah di bawah 4% nah nggak masuk lagi ke Senayan (tidak memenuhi syarat parliamentary threshold),” ucapnya.

Menurut Jazilul, segi pragmatis tersebut semestinya menjadi evaluasi untuk sistem politik di Indonesia.

“Selama sistemnya kayak begini, (partai memilih) pragmatis, karena semuanya dihitung berdasarkan angka, angka presidential threshold dan angka parliamentary threshold. Setiap angka membutuhkan angka-angka yang lain. Nah itulah kira-kira,” ujar Jazilul.

Baca Juga:

Kekuatan Bohir Disebut Bisa Kendalikan Susunan Kandidat Pilpres

Aroma Kekuatan Bohir Bercokol di Banyak Parpol

NasDem: Politik Perlu Duit, Tapi Bukan Didikte Bohir

Share: Musim Partai Politik Pilih Jalan Pragmatis