Isu Terkini

Aroma Kekuatan Bohir Bercokol di Banyak Parpol

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menaruh kecurigaan bahwa kekuatan bohir atau pemilik modal menebar pengaruhnya ke banyak partai politik. Burhan berasumsi bahwa bohir menancapkan pengaruhnya bukan hanya pada satu atau beberapa gelintir partai.

“Kalau asumsi yang tadi saya sampaikan benar, artinya tidak ada satu pun bohir yang 100 persen menanamkan investasi politiknya ke satu partai,” kata Burhan dalam acara Kasih Paham! oleh Asumsi, dikutip pada Rabu (23/11/2022).

Keranjang lain: Burhan menduga para bohir itu membagi modalnya ke banyak partai.

“Dia akan juga menanamkan investasi politik ke koalisi yang lain dan karenanya tidak bisa diartikan secara hitam putih bahwa kalau dia mendukung satu calon dan calonnya kalah dia akan hilang, karena faktanya dia juga menaruh telur di keranjang lain,” lanjutnya.

Bohir dalam politik: Burhan menjelaskan, bohir dalam politik pada dasarnya juga muncul di banyak negara. Hanya saja dalam sistem politik tertentu memiliki mekanisme yang jitu untuk menjegal pengaruh para bohir atau disebut juga oligarki supaya tidak begitu kuat.

Burhan membaca bahwa eksistensi bohir dalam politik lebih dominan pada sistem presidensial layaknya yang diaplikasikan di Indonesia.

“Dalam sistem presidensial bohir ini lebih punya peluang untuk eksis. Kenapa? Karena pemilihannya cuman ada dua dan kemungkinan pemilu parlemen dan pemilu presiden dan sering kali hasilnya tidak match antara dua jenis pemilu dalam sistem presidensial,” katanya.

Kelompok kepentingan: Burhan menganggap bohir ini bagian dari kelompok kepentingan yang masing-masing punya kepentingan beda-beda. Sehingga mereka saling berkompetisi demi jagoannya menang.

Ketika kandidat yang dijagokannya menang, maka mereka bakal menagih berupa kebijakan yang dapat menguntungkan jalannya bisnis mereka.

“Jadi kesalahan kita adalah sering kali memaknai bohir punya kepentingan yang sama, padahal faktanya mereka saling berkompetisi, mereka saling berlomba-lomba untuk mendapatkan itu. Di dalam konteks poliarki mereka itu saling sikut sana-sini dengan menawarkan investasi ke banyak partai,” ujar Burhan.

Sanksi bisa mendikte: Kendati begitu, Burhan tidak bisa memastikan seberapa besar kekuatan para bohir itu. Apakah mereka sampai bisa mendikte partai politik atau tidak, Burhan mengaku tidak bisa menjawabnya.

“Pertanyanya apakah bohir itu kemudian mengendalikan partai, saya tidak terlalu yakin juga,” katanya.

Termasuk dalam hal calon presiden (capres), Burhan optimis bahwa capres sulit didikte salah satu bohir sebab bohir-bohir lain pun turut menanamkan kapital pada capres tersebut.

“Kecuali si calon atau partai tadi menggantungkan pada satu bohir dan faktanya itu tidak terjadi. Faktanya partai atau calon membuka kesempatan buat bohir yang lain untuk investasi, itu menyelamatkan dirinya, buat si partai dan calon, dan di saat bersama menyelamatkan si bohir kalau investasinya salah,” ujarnya.

Baca Juga:

NasDem: Politik Perlu Duit, Tapi Bukan Didikte Bohir

Menyelami Akar Masalah Startup Indonesia

Distrik: Surga Kecil itu Bernama Puncak

Share: Aroma Kekuatan Bohir Bercokol di Banyak Parpol