Islamic State Iraq and Syria (ISIS) mengklaim sebagai dalang atas serangan bom bunuh diri yang terjadi di sebuah Masjid Syiah di Kandahar, Jumat (15/10/2021). Serangan yang terjadi di tengah salat Jumat ini adalah serangan kedua, setelah pekan lalu masjid Syiah lainnya di wilayah Kunduz juga diserang oleh milisi ISIS-Khorasan.
Jumlah Korban: Mengutip The Straits Times, setidaknya ada 40-an orang yang meninggal akibat serangan ini. Sementara jumlah yang luka lebih banyak lagi. Pada pernyataannya, ISIS-K menyebut serangan bom bunuh diri yang mereka lakukan di masjid itu disiapkan dari dua posisi berbeda. Satu pelaku beraksi di tengah masjid, sementara lainnya beraksi di lorong.
Serangan ISIS: Abdul Sayed, peneliti dari firma analisi konflik ExTrac yang berbasis di Inggris menyebut serangan ISIS-K di Kandahar adalah yang pertama sejak Taliban menguasai negara. Kandahar yang sebelumnya punya nama Khorasan, memang dikenal sebagai jantung spiritual dari Taliban. Namun, meski Kandahar yang disasar, serangan ISIS-K terhadap masjid Syiah tidak bisa diartikan sebagai serangan langsung kepada rivalnya Taliban.
Karena meski ada rivalitas dan Kandahar adalah salah satu pertahanan utama Taliban, Taliban dan ISIS menganut Islam pada rumpun sekte yang sama, yakni Sunni. Keduanya bahkan punya sentimen yang sama kepada Syiah yang selama ini sering distigma sesat.
Tantangan: Kendati begitu, Sayed menyebut serangan ini menjadi tantangan bagi Taliban yang mengklaim telah memegang kontrol atas Afghanistan sejak Agustus. “Kalau Taliban tidak bisa menjaga Kandahar dari ISIS-K, bagaimana mereka bisa menjaga seluruh negara?,” tanya Sayed.
Serangan Brutal: Kepala Polisi Kandarar, Maulvi Mehmood menyebut serangan brutal yang terjadi pada Masjid Syiah di Kandahar telah membuat banyak warga Afghanistan kehilangan nyawanya. Ia pun menyebut, Taliban akan menjamin keamanan komunitas Syiah setelah serang ini.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Kandahar, Dr Hafiz Abdulhai Abbas menyebut ada 41 orang yang tewas dan 70 lainnya luka-luka. Rumah sakit sekitar memaksimalkan peran 15 ambulans yang ada untuk mengangkut korban. Namun diakuinya hal ini belum cukup. “Kami kewalahan,” kata dia.
Kebutuhan Darah: Menurutnya, terlalu banyak mayat dan korban luka yang dibawa ke rumah sakit. Ia bahkan memperkirakan lebih banyak korban lagi yang akan datang. Kebutuhan darah pun menjadi sangat urgent. “Kami telah meminta seluruh media lokal di Kandahar untuk mengajak orang datang ke rumah sakit dan mendonasikan darah mereka,” ucap dia.
Seorang saksi mata kepada AFP menyebut, selain ledakan terdengar juga suara tembakan di masjid. Saksi lain yang merupakan penjaga masjid menyebut, tembakan itu dilepaskan oleh pelaku bom bunuh diri sebelum mereka bisa masuk ke masjid.
Prihatin: Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban, Qari Sayed Khosti mengaku prihatin atas kejadian ini. “Banyak dari kompatriot kami yang menjadi martir dan cedera,” kata Khosti.
Taliban, yang pada dua dekade lalu sempat juga memimpin Afghanistan memang punya sejarahnya sendiri dalam mempersekusi kaum Syiah di negaranya. Namun di kepemimpinan yang baru ini, Taliban berusaha menstabilkan situasi dengan berjanji melindung komunitas Syiah yang kebanyakan berasal dari etnis Hazara.
Baca Juga