Internasional

Australia Kecewa Indonesia Ogah Bahas Uighur di PBB

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA/REUTERS//Loren Elliott/as/aa.

Australia meluapkan rasa kecewa lantaran upaya pembahasan mengenai dugaan pelanggaran hak asasi manusia China terhadap komunitas muslim Uyghur di Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berujung gagal.

Kegagalan itu lantaran mayoritas anggota memilih untuk menolak pembahasan mengenai hal tersebut, termasuk dengan Indonesia.

Indonesia menjadi negara muslim bersama Pakistan yang ikut menolak pembahasan dugaan pelanggaran HAM terhadap Uyghur di wilayah Xinjiang, China. Keduanya bergabung dengan belasan negara lainnya untuk menolak pembahasan yang akan menyudutkan negara Tirai Bambu itu.

Negara kontra: Terdapat 19 negara yang diketahui menolak mosi untuk membahas laporan yang disebut telah lama ditunggu-tunggu oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia itu. Laporan itu menemukan bahwa China bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang serius – dan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap muslim Uyghur di Xinjiang.

Blok 19 negara itu termasuk sejumlah negara berkembang di Afrika, Asia Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Latin. Sementara itu, 17 negara lain – termasuk AS, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa – memberikan suara mendukung mosi tersebut, sementara 11 lainnya, termasuk India dan Malaysia, abstain.

Respons Australia: Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia mengatakan “kecewa” dengan hasil pemungutan suara tersebut.

“Australia, dan banyak komunitas internasional, telah lama menaruh keprihatinan serius tentang laporan pelanggaran hak asasi manusia yang parah di Xinjiang,” katanya dalam sebuah pernyataan, seperti melansir ABC Net, dikutip pada Selasa (11/10/2022).

Menurut pernyataan tersebut, temuan dalam laporan Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) di Xinjiang mengerikan dan menguatkan banyak dari laporan ini.

Kendati pembahasan mengenai laporan itu di Dewan HAM mengalami penolakan, negeri Kanguru itu meyakini bahwa hal tersebut tidak mengurangi kredibilitas dari isi laporannya.

“Hasil pemungutan suara tidak merusak kredibilitas laporan OHCHR – temuan laporan yang kuat dan independen tidak dapat diabaikan oleh komunitas internasional,” katanya.

Australia saat ini tidak duduk di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, namun negara itu bergabung dengan kelompok kecil negara-negara yang pertama kali secara resmi menyerukan pembahasan mengenai dugaan pelanggaran HAM terhadap muslim Uyghur di China.

Indonesia munafik: Elaine Pearson dari Human Rights Watch menuding kemunafikan Indonesia dan Pakistan, sebagai negara Muslim namun justru menolak pembahasan mengenai temuan dugaan pelanggaran HAM terhadap saudara Muslim mereka di China.

“Sangat mengecewakan dan sangat munafik bagi Pakistan dan Indonesia untuk memilih tidak,” kata Elaine Pearson kepada ABC.

Kedua negara tersebut adalah anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI), di mana dia melihat selama ini OKI mengambil sikap yang lebih kuat terhadap pelanggaran HAM yang menimpa komunitas Muslim lainnya, seperti etnis Rohingya di Myanmar dan apartheid yang dilakukan oleh otoritas Israel di Palestina.

“Namun, ketika sampai pada pelanggaran yang dihadapi oleh Uyghur dan Muslim Turki lainnya di China, sebagian besar hanya diam,” katanya.

Baca Juga:

Alasan RI Tolak Bahas Dugaan Pelanggaran HAM China ke Muslim Uighur di PBB

Indonesia Tolak Bahas Dugaan Pelanggaran HAM China terhadap Muslim Uighur

PBB: China Hancurkan Masjid-Kuburan Muslim Uighur di Xinjiang

Share: Australia Kecewa Indonesia Ogah Bahas Uighur di PBB