Isu Terkini

Fakta Terkini Tembakan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

Penggunaan gas air mata disebut-sebut sebagai pemicu terjadinya Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Penembakan gas air mata menyebabkan kepanikan yang akhirnya mengubah situasi yang cukup terkendali menjadi tragedi, setelah suporter Arema FC (Aremania) tidak bisa keluar Stadion Kanjuruhan. Sejumlah pintu Stadion Kanjuruan ternyata dalam kondisi terkunci, sehingga banyak Aremania berdesak-desakan dan kehabisan oksigen.

Jumlah tembakan: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut, ada 11 kali tembakan gas air mata yang dilepaskan polisi saat terjadi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022). Sebanyak tujuh kali tembakan di antaranya mengarah ke tribun selatan Stadion Kanjuruhan. Lalu, satu kali tembakan ke tribun utara. Sisanya, tiga kali tembakan ke lapangan.

Tersangka: Dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Polri telah menetapkan enam orang tersangka. Sebanyak tiga orang di antaranya ditetapkan sebagai tersanka terkait penggunaan gas air mata. Yaitu, Kabag Ops Polres Malang, Wahyu Setyo Pranoto yang mengetahui adanya aturan FIFA tentang penggunaan gas air mata. Namun, Wahyu Setyo Pranoto tidak mencegah atau melarang pemakaian gas air mata saat pengamanan.

Kemudian, Danki 3 Brimob Polda Jatim, AKP Hasdarman dan Kasat Samapta Polres Malang, AKP Bambang Sidik Achmadi yang memerintahkan anggotanya untuk melakukan penembakan air mata.

Sesak nafas: Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, gas air mata memang menimbulkan sejumlah reaksi terhadap tubuh manusia, seperti sesak napas, mata perih dan kulit terasa iritasi. Ia membantah berbagai spekulasi yang menuding penyebab kematian massa dalam Tragedi Kanjuruhan akibat menghirup gas air mata.

Kadaluwarsa: Polri mengaku menggunakan gas air mata yang sudah kadaluwarsa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022).

Beberapa gas air mata yang dibawa polisi dalam insiden mematikan itu telah kadaluwarsa sejak 2021. Ia mengaku belum tahu jumlah pasti gas air mata yang kadaluwarsa. Namun, kata dia, sebagian besar gas air mata masih berlaku, dengan jenis CS (hlorobenzalmalononitrile) warna merah dan biru.

Jenis: Ada tiga jenis gas air mata yang digunakan oleh personel Brimob di seluruh Indonesia, yaitu warna merah, biru, dan hijau. Penggunaannya pun diatur sesuai dengan eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.

Gas air mata warna hijau saat ditembakkan terjadi edakan di udara yang berisi asap putih. Gas air mata berwarna biru untuk menghalau massa bersifat sedang. Gas air mata warna merah untuk mengurai massa dalam jumlah besar.

Tak berbahaya: Menurut Dedi, gas air mata yang melewati masa kadaluwarsa bukan berarti efeknya lebih berbahaya. Justru sebaliknya, karena gas itu terbuat dari campuran bahan kimia, maka ketika melewati batas kadaluwarsa efek yang ditimbulkan dari gas itu justru berkurang.

Makanan yang kadaluwarsa berbahaya karena mengandung berbagai bakteri dan jamur yang mengganggu kesehatan. Sedangkan gas air mata yang berbahan dasar kimia berkebalikan dari sifat makanan. Apalagi, gas air mata dalam konsentrasi setinggi apa pun tidak menyebabkan kematian.

Pernah digunakan: Penggunaan gas air mata yang telah melewati batas penggunaan bukan kali pertama terjadi. Polri juga pernah mengakui telah menggunakan gas air mata kadaluwarsa dalam mengamankan massa aksi di Kompleks Parlemen, Jakarta pada September 2019 silam.

Dedi saat itu masih menjabat sebagai Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri dan berpangkat Brigjen mengibaratkan gas air mata yang sudah kadaluwarsa layaknya kerupuk yang melempem dan tidak berbahaya sama sekali jika ditembakkan ke massa perusuh. Menurut Dedi, gas air mata kadaluwarsa tidak memiliki daya ledak yang besar pada saat ditembakkan.

Baca Juga:

Korban Gas Air Mata Kanjuruhan Butuh Sebulan Sembuh, Belum Tentu Bisa Normal

Gas Air Mata Kadaluwarsa di Kanjuruhan Bikin Mata Korban Menghitam

Polri Klaim Gas Air Mata Kadaluwarsa Tak Bahaya

Share: Fakta Terkini Tembakan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan