Isu Terkini

Komnas HAM Ungkap Pemicu Kerusuhan di Kanjuruhan

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pras)

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengungkap kronologi peristiwa usai peluit panjang berakhirnya laga Arema FC melawan Persebaya di stadion Kanjuruhan, Malang, ditiup.

Ia membantah narasi suporter Arema (Aremania) merangsek ke lapangan untuk menyerang pemain, karena tidak terima dengan hasil pertandingan.

“Kami bertemu dengan beberapa Aremania, termasuk juga mengkroscek informasinya dengan para pemain. Jadi, mereka (Aremania) merangsek itu memang mau memberikan semangat, komunikasi dengan pemain. Mereka memberi semangat walaupun Arema kalah,” ujar Anam dalam keterangan pers virtual, dikutip Kamis (6/10/2022).

Berdasarkan video: Berdasarkan sejumlah video yang beredar, pemain Sergio Silva berinteraksi langsung dengan suporter di lapangan. Anam memang mengkrosscek keterangan Aremania ke pemain Arema, terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan. Ternyata, memang komunikasi langsung antara Aremania dengan pemain Arema lebih ke arah dukungan.

“Jadi, dia (pemain Arema) juga menyampaikan itu (bahwa Aremania menyemangati) dan menunjukkan video yang diambil orang, ‘bahwa ini saya, ketika saya dirangkul oleh supporter’, bahwa ada komunikasi Satu Jiwa. Ayo jangan menyerah, jangan menyerah,” ucapnya.

Gas air mata: Ia menyebut, tidak ada pemain Arema yang terluka dan situasi di lapangan saat itu masih terkendali.

“Kami sayangkan, kondisi ini kok (berakhir) ricuh. Banyak pihak yang memberitahu kami, pemicunya gas air mata, gas air mata membuat panik. Di beberapa titik pintu, ada pintu terbuka sempit, dan ada pintu yang tertutup, itu yang membuat banyak jatuhnya korban,” tutur Anam.

Komnas HAM, kata dia, akan menelusuri perencanaan pengamanan laga Arema FC melawan Persebaya di stadion Kanjuruhan itu. Komnas HAM juga akan mencari tahu mengapa gas air mata bisa masuk ke stadion, padahal melanggar Statuta FIFA. Ia akan mendalami, apakah perencanaan pengamanan dilakukan secara matang.

“(Apa) ada simulasi, gladi bersih, di sana (dalam perencanaan pengalaman), sehingga masing-masing petugas keamanan BKO (Bantuan Kendali Operasi, tugas Brimob) dari luar kota mengetahui titik-titik krusial, atau juga mengetahui budaya suporter, khususnya suporter Aremania, yang kalau kita lihat, di beberapa yang merangsek ke lapangan, tidak terjadi ricuh seperti itu (ketika tragedi Kanjuruhan),” ucapnya.

Selain detail briefing bagi BKO dari luar kota untuk penjagaan pengamanan saat itu, Komnas HAM juga akan mendalami korelasinya perubahan jam pertandingan.

“Yang ingin sore, tetapi dilaksanakan malam, karena ditolak,” ujar Anam.

Baca Juga:

Saat Jokowi Tak Bicara tentang Gas Air Mata di Kanjuruhan

Polri Periksa 31 Polisi Buntut Tragedi Kanjuruhan

Raja Inggris Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, Kirim Pesan ke Jokowi

Share: Komnas HAM Ungkap Pemicu Kerusuhan di Kanjuruhan