Isu Terkini

Saat Jokowi Tak Bicara tentang Gas Air Mata di Kanjuruhan

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Rabu (5/10/2022). Dia menyambangi sejumlah sudut Kanjuruhan, termasuk pintu stadion dan tangga yang berada di sana.

Usai meninjau lokasi tempat di mana lebih dari 100 orang meninggal dunia pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam, Jokowi mengungkap sejumlah hal.

Kritisi stadion: Jokowi mengkritisi tangga stadion yang terlalu tajam, di samping menyalahkan pintu stadion yang terkunci dan kepanikan massa. Sejumlah hal itulah yang menurutnya menjadi akar dalam tragedi Kanjuruhan.

Jokowi sama sekali tak menyinggung mengenai tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun sehingga membuat massa berhamburan hingga berdesak-desakan.

“Tadi saya melihat bahwa problem-nya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada. Tadi saya hanya lihat lapangannya, tapi semua nanti akan disimpulkan oleh TGPF [Tim Gabungan Pencari Fakta],” kata Jokowi di lokasi.

Tak singgung polisi: Alih-alih berbicara mengenai gas air mata yang ditengarai menjadi biang masalah pada insiden yang menewaskan setidaknya 125 suporter Arema FC itu, Jokowi justru meminta stadion diaudit.

Dia ingin supaya seluruh stadion sepak bola di Tanah Air diperiksa. Hal itu demi menghindari tragedi semisal di masa yang akan datang.

Perintahkan audit: Tugas audit stadion tersebut diberikan Presiden Jokowi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

“Saya sudah memerintahkan kepada Menteri PU untuk melakukan audit bangunan stadion termasuk seluruh bangunan, terhadap seluruh stadion yang digunakan di liga 1, 2, 3 untuk memperbaiki baik itu yang namanya pintu, pintu gerbang, kemudian posisi gedung, pagar dan lainnya sehingga keselamatan penonton, keselamatan suporter itulah yang ingin kita utamakan,” katanya, melansir Antara.

Jokowi pun memberikan waktu 1 bulan kepada Kementerian PUPR untuk melakukan audit stadion tersebut.

“Audit stadion juga sama, 1 bulan karena kalau kita lihat di GBK dengan penonton 80 ribu orang, pintu dibuka 15 menit semua bisa keluar. Saya kira standar-standar itu yang harus kita miliki,” katanya.

Jokowi juga menambahkan bahwa Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menyatakan kesiapannya untuk membantu memperbaiki tata kelola tersebut.

“Saat saya bicara pada Senin lewat telepon, dengan Presiden FIFA Giovanni Infantino beliau menyampaikan FIFA siap membantu memperbaiki manajemen yang ada saya kira perlu evaluasi total semua, baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan. Semuanya harus dievaluasi total agar peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi, jelas semuanya,” ujarnya.

Tim gabungan: Tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md pun bertugas untuk mencari tahu secara detail penyebab utama atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.

“Kita tahu telah dibentuk tim gabungan independen pencari fakta yang diketuai oleh Pak Menko Polhukam. Kita harapkan nantinya tim ini segera bisa menyelesaikan tugasnya, sehingga kita tahu betul-betul penyebab utama dari tragedi tanggal 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa tim gabungan tersebut nantinya akan mengumpulkan fakta dan segala informasi dari berbagai pihak untuk kemudian disampaikan secara menyeluruh kepada masyarakat. Tim akan berbagi tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.

“Sanksi dari PSSI ada. Pidana nanti yang mengumumkan dari Polri, jadi dibagi-bagi. Audit untuk bangunan nanti yang menyampaikan adalah dari Kementerian PU, tetapi secara keseluruhan nanti tim gabungan independen pencari fakta yang akan menyampaikan,” katanya.

Tragedi Kanjuruhan diduga dipicu karena penonton memasuki lapangan Stadion Kanjuruhan seusai pertandingan Liga 1 Indonesia antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022) malam. Aksi penonton tersebut ditafsirkan aparat sebagai bentuk serangan. Alhasil mereka meletupkan tembakan gas air mata ke arah penonton.

Akibat hal itu sedikitnya 125 penonton menjadi korban tewas. Sementara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengemukakan bahwa ada tambahan 6 korban meninggal, sehingga total 131 korban jiwa.

Baca Juga:

Polri Periksa 31 Polisi Buntut Tragedi Kanjuruhan

Prajurit TNI Pemukul Suporter di Tragedi Kanjuruhan Terancam Pasal Penganiayaan

Panglima Periksa Pimpinan Prajurit TNI di Tragedi Kanjuruhan

Share: Saat Jokowi Tak Bicara tentang Gas Air Mata di Kanjuruhan