General

Frustasi dengan Ekspektasi Sosial, Anak Muda China Pilih jadi Kaum Rebahan

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi rebahan

Mentalitas rebahan (lying flat/berbaring) telah berevolusi seiring semakin frustasinya anak muda China dalam menghadapi ekspektasi sosial yang terlampau tinggi.

Banyak anak muda China memilih bersikap menyerah pada situasi yang memburuk, daripada harus membuang energi untuk mencoba memperbaiki sesuatu yang mustahil.

Bailan: Dilansir dari SCMP, istilah ‘bailan’ itu muncul dari sentimen anak muda China yang merasa tidak berdaya menanggapi tuntutan sosial. Istilah ‘bailan’ yang secara harfiah berarti ‘biarkan membusuk’ semakin populer di kalangan anak muda China.

Asal usul bailan berasal dari olahraga paling populer di China, basket. Istilah tersebut menggambarkan situasi ketika pemain atau tim akan berhenti mencoba jika mereka dihajar dengan telak, sehingga mempercepat kekalahan yang tak terhindarkan

Putus asa: Yan Jie (28 tahun) mengaku seorang bailan, dengan mengejek dirinya sendiri sebagai pemalas.

“Ketika saya diberi tugas di tempat kerja, saya berusaha menghindarinya. Jika saya dipaksa untuk melakukan pekerjaan itu, saya akan melakukannya tetapi tidak cukup,” ujar pria yang bekerja di sebuah perusahaan IT menengah itu.

Yan berbagi flat dengan seorang rekan di pinggiran kota Shanghai. Yan senantiasa mengabaikan ketika orang tuanya bertanya tentang kapan akan menikah. Ia cenderung membiarkan segalanya membusuk, karena harga rumah tidak terjangkau dan ekspektasi kencan yang tinggi. Alih-alih berjuang untuk memenuhi standar itu, Yan justru memutuskan untuk mengabaikannya.

Profesor dari Departemen Sosiologi di Universitas Fudan, Shanghai, Yu Hai mengatakan, mentalitas ‘rebahan’ kini telah berubah ke tingkat yang lebih tinggi.

“Rebahan adalah ekspresi netral, pilihan yang tidak berbahaya untuk berjuang tidak lebih dari apa yang penting untuk kelangsungan hidup mereka. Tapi ungkapan ‘biarkan membusuk’ (bailan), yang menunjukkan bagaimana orang benar-benar menyerah dan mau menerima situasi yang lebih buruk, menunjukkan konotasi negatif, sesuatu yang tampaknya tercela secara moral,” ucapnya.

Mekanisme koping: Jutaan lulusan baru China memasuki pasar kerja yang suram. Bailan merupakan mekanisme koping (respon pikiran dan perilaku terhadap situasi penuh tekanan yang bertujuan untuk mengatasi konflik) bagi anak muda untuk melindungi diri di tengah persaingan ketat dan peningkatan tekanan sosial.

“Tidak ada yang suka digambarkan oleh orang lain sebagai ‘busuk’, tetapi ketika orang menempatkan diri mereka pada posisi yang sangat rendah dan menyebut diri mereka seperti itu, mereka menyelamatkan diri dari kritik,” ujar Yu.

Mentalitas seperti itu muncul karena masyarakat dalam beberapa tahun terakhir terlalu kompetitif.

“Semua orang tampak ambisius, ingin menghasilkan banyak uang atau menjadi pemimpin puncak,” tutur Yu.

Baca Juga:

Anak Muda China Terpaksa Hidup Hemat Imbas Ekonomi Goyah

Subur Tren Manusia AI di China

Kenapa Banyak Virus Baru Terdeteksi di China?

Share: Frustasi dengan Ekspektasi Sosial, Anak Muda China Pilih jadi Kaum Rebahan