Isu Terkini

Uni Eropa-FIFA Komentari Tragedi Kanjuruhan

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/H Prabowo/pras

Uni Eropa mengomentari tragedi Kanjuruhan usai lagi Arema melawan Persebaya pada Sabtu (1/10/2022).

Uni Eropa: Tragedi Kanjuruhan menjadi insiden paling mematikan kedua dalam sepak bola dunia. Total 125 orang meninggal dunia dan 302 orang mengalami luka ringan hingga berat.

“Turut berduka cita dan berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban #Malang city stampede (kepanikan massal yang sebabkan ribuan penonton berdesakan keluar stadion). Uni Eropa mendukung Indonesia di saat yang menyedihkan ini @Jokowi,” ujar Presiden Dewan Eropa Charles Michael melalui akun Twitter-nya, Minggu (3/10/2022).

FIFA: Sementara itu, Presiden Federation International de Football Association (FIFA) Gianni Infantino menyebut, dunia sepak bola dikejutkan dengan insiden yang terjadi setelah pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

“Dunia sepak bola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” ucapnya, dilansir dari laman resminya.

Ia menganggap tragedi Kanjuruhan merupakan hari gelap bagi semua yang terlibat dalam sepakbola. Ia menilai, tragedi Kanjuruhan sebagai insiden yang di luar pemahaman. Ia juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.

“Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban. terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini,” ucapnya.

Baca Juga:

Bjorka Sebar Data Pribadi Menpora Buntut Tragedi Kanjuruhan

Kronologi Tragedi Kanjuruhan versi Aremania

Polri akan Kumpulkan Rekaman CCTV di Tragedi Kanjuruhan

 

Share: Uni Eropa-FIFA Komentari Tragedi Kanjuruhan