Isu Terkini

Operasi Bjorka, dari Satu Data ke Data yang Lain

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi

Hacker Bjorka tengah menjadi sorotan publik di Indonesia. Jurusnya yang bukan hanya membobol jutaan data instansi di Tanah Air, melainkan juga menyoroti sejumlah perkembangan politik di Indonesia. 

Bjorka bahkan tak segan untuk menjawab tantangan dari warganet Tanah Air yang memintanya mengungkap dalang di balik pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir. Tak berhenti di situ, Bjorka juga menyoroti isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan mendukung gerakan penolakan kenaikan BBM yang hingga kini terus berlangsung. 

Bukan tanpa sebab peretas itu melakukan sejumlah hal demikian. Bjorka bahkan sempat meluapkan perasaannya untuk mengungkap motif di balik aksinya itu. 

Berikut sepak terjang hacker Bjorka selama beberapa hari ini:

1. Ungkap Motif Aksinya 

Melalui akun Twitternya, Bjorka mengungkapkan curahan hatinya mengenai motifnya untuk mengganggu pemerintah Indonesia. Mula-mula dia menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak becus mengurusi teknologi karena ditangani politisi dan tentara, bukan orang yang kompeten. 

Bjorka kemudian mengungkap bahwa aksinya didedikasikan untuk seorang kawan Indonesia di Warsawa, Polandia yang baru meninggal tahun lalu. Orang ini yang mengasuh Bjorka sejak lahir. Dia adalah seorang eksil, yaitu korban kebijakan 1965 di mana banyak WNI yang kuliah di negara blok Timur tak bisa pulang di Indonesia karena dituduh PKI oleh Orde Baru. 

“I have a good Indonesian friend in Warsaw, and he told me a lot about how messed up Indonesia is. I did this for him,” tulis Bjorka. 

Bjorka menyebut sosok ini sebagai orang yang cerdas, ahli teknologi, punya mimpi membangun Indonesia tapi tidak pernah kesampaian sampai akhir hayatnya. Bjorka mengaku sengaja mengganggu Indonesia untuk membuatnya jadi lebih baik. Meski begitu, cerita ini sulit diverifikasi keasliannya.

2. Ejek Pemerintah Indonesia 

Bjorka tak segan untuk mengejek pemerintah Indonesia. Ia menyebut cara pemerintah mencari peretas tersebut melalui mesin pencarian Google. 

“Indonesian gov right now,” cuit Bjorka di akun Twitter miliknya sambil memperlihatkan laman Google yang berisikan pencarian keberadaan Bjorka. 

Ledakan Bjorka itu merupakan respons atas upaya Pemerintah Indonesia yang berusaha mencarinya usai dia mengklaim telah meretas dokumen rahasia Badan Intelijen Negara (BIN) untuk Presiden Jokowi Widodo (Jokowi). 

Pihak Istana Kepresidenan mengatakan aparat negara bakal memburu Bjorka. Sebab sang peretas dianggap telah melanggar hukum. 

“Perlu saya tegaskan adalah itu sudah melanggar hukum UU ITE. Saya rasa pihak penegak hukum akan memproses secara hukum dan mencari pelakunya,” kata Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono, dilansir Antara, Sabtu (10/9/2022).

3. Ungkap Dalang Pembunuhan Munir 

Sebelumnya, Bjorka menjawab tantangan warganet yang memintanya untuk mengungkap otak di balik pembunuhan aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir. Bjorka mengungkapkan identitas dalang pembunuh Munir dengan melampirkan tulisan berbahasa Inggris terkait kasus tersebut. 

Menurutnya otak pembunuh Munir ialah Muchdi Purwopranjono. Dia pun melakukan doxing atau mengungkap identitas pribadi Muchdi. Dalam tulisan tersebut terlihat jelas data pribadi Muchdi Pr, mulai dari nomor telepon, email, NIK, nomor KK, alamat, hingga data vaksin. 

4. Ledek Sejumlah Pejabat dan Pegiat Media Sosial

Bjorka pun secara khusus meledek sejumlah pejabat di Indonesia. Nama-nama seperti Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir menjadi sasaran empuk Bjorka. Tak berhenti pada nama pejabat, sang peretas turut meledak nama pegiat media sosial yang dikenal pro pemerintah, Denny Siregar.

Puan diledek soal merayakan ultah saat ramai unjuk rasa kenaikan harga BBM. Erick disindir mondar-mandir tidak penting dan buang waktu. Sementara Denny Siregar disindir memakai uang rakyat untuk memecah belah masyarakat. 

Nama Bjorka mulai dikenal luas ketika mengklaim mempunyai miliaran data registrasi kartu SIM prabayar. Data tersebut dijualnya di forum online “Breach Forums.” Data itu terdiri dari kombinasi nomor handphone pelanggan dan NIK atau nomor induk kependudukan, informasi nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor handphone. 

Bjorka menyatakan bahwa data tersebut berjumlah 1.304.401.300 data registrasi. Dengan ukuran sebesar 18 GB setelah dikompres atau 87 GB tanpa dikompres. Ia menjual miliaran data tersebut seharga lebih dari Rp700 juta.

Baca Juga:

Satu Miliar Data Kartu SIM Diduga Bocor, Dijual Seharga Rp744 Juta 

Kasetpres Tegaskan Tak Ada Dokumen Jokowi yang Bocor 

Kominfo Audit Dugaan 1,3 Miliar Data Kartu SIM Bocor

Share: Operasi Bjorka, dari Satu Data ke Data yang Lain