Bisnis

Xendit Jadi Unicorn Usai Dapat Pendanaan Rp2,1 Triliun

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Xendit

Indonesia kedatangan unicorn baru, yakni Xendit yang bergerak di bidang pembayaran digital dan platform keuangan. Perusahaan rintisan alias startup ini mengaku, siap berkompetisi di industri teknologi Asia Tenggara.

Melansir Techcrunch, pendanaan Xendit dipimpin oleh Tiger Global Management, dengan partisipasi dari tiga perusahaan ventura sebagai investor yakni Accel, Amasia, dan Goat Capital.

Valuasi Capai Rp14,2 Triliun

Mereka mengumumkan bahwa, saat ini telah mengumpulkan US$150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun dalam pendanaannya, hingga mampu mengumpulkan valuasinya menjadi US$1 miliar atau sekitar Rp14,2 triliun.

Xendit menjadi salah satu startup Indonesia pertama, yang berpartisipasi dalam program akselerator. Perusahaan ini didirikan tahun 2015 oleh Moses Lo selaku CEO, dan Tessa Wijaya yang menjabat COO.

Baca Juga: Lima Saham Big Cap LQ45 Potensi Untung Gede | Asumsi

Tessa Wijaya mengungkapkan, pada akhir tahun lalu, Xendit juga telah mengembangkan perusahaannya ke Filipina, serta mengklaim sudah menjadi salah satu pemain pembayaran terbesar di sana.

“Pada bulan Juli, kami melakukan investasi strategis dalam platform pembayaran online warisan Dragonpay,” ujar Tessa melalui pernyataan resminya

Ia mengatakan, Xendit berambisi untuk terus melakukan ekspansi ke negara lain. Fokus utama saat ini, lanjut dia adalah, untuk memperluas rangkaian produk di negara atau wilayah yang menjadi sasaran ekspansi.

“Perusahaan juga berencana untuk meluncurkan layanan bernilai tambah lainnya. Xendit telah mengalami peningkatan lebih dari 200% dari tahun ke tahun dalam total volume pembayaran. Kini, Xendit memiliki total volume pembayaran (TPV) sebesar US$9 miliar yang diproses per tahunnya,” imbuhnya.

Rangkul UMKM

Soal terdampak pandemi Covid-19, Tessa Wijaya mengakui banyak pelanggannya berada di industri perjalanan yang terpukul keras oleh pandemi.

“Maka sejak itu, kami memperluas ruang lingkupnya. Satu segmen besar yang kami rangkul saat ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” ungkapnya.

Terhitung hingga Agustus lalu, kata dia, ada 10.000 UMKM telah terdaftar di Xendit untuk mendukung layanan pembayaran mereka.

“Fokus uang lainnya adalah memperluas ke perusahaan fintech, terutama platform untuk akuntansi. Kami juga telah memperluas ke perusahaan tradisional, seperti perusahaan telekomunikasi, yang berfokus pada memiliki gerai ritel di pusat perbelanjaan,” tuturnya.

Baca Juga: Giliran Ukraina yang Legalkan Bitcoin | Asumsi

Menurutnya, pembayaran digital di sebagian besar pasar Asia Tenggara sangat terfragmentasi, dengan konsumen yang bersedia menggunakan dompet digital, hingga menggunakan layanan pembayaran akun virtual.

Xendit pun menawarkan solusi yang memungkinkan pelaku bisnis menerima pembayaran dari banyak metode, termasuk URL langsung yang dapat dikirim penjual ke pelanggan untuk pembayaran.

“Kemudian juga checkout web dan seluler yang bekerja dengan plug-in platform e-commerce dan API,” ucapnya.

Siapkan Layanan Modal Kerja

Tessa Wijaya memastikan, Xendit bakal terus mengembangkan produk dan layanan baru yang bakal menggerakan industri digital Asia Tenggara. 

“Di Asia Tenggara, kamu tidak bisa hanya fokus pada satu hal, kalian tidak bisa hanya fokus bergerak di bidang pembayaran,” kata Tessa.

Salah satu layanan yang dipersiapkan Xendit untuk hadir secara maksimal adalah layanan pinjaman modal kerja untuk para pedagang, serta eksplorasi penerbitan kartu kredit dengan mitra.

Menurut Tessa, alasan mengembangkan layanan ini karena penetrasi kartu kredit di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Filipina, masih sangat rendah.

“Selain itu bagi pedagang online, mereka tidak hanya membutuhkan pembayaran, mereka harus dapat melakukan hal-hal seperti berlangganan Shopify atau berlangganan Google Suite, untuk dapat mendukung menjadi digital-first,” jelas COO Xendit itu.

Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat startup yang sudah lebih awal menjadi unicorn seperti Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, OVO, J&T, dan OnlinePajak. Sedangkan Gojek tercatat menjadi Decacorn. Baru-baru ini, Gojek dan Tokopedia bergabung menjadi GoTo.

Dua startup lain yang berstatus unicorn adalah Tiket.com dan Blibli

Share: Xendit Jadi Unicorn Usai Dapat Pendanaan Rp2,1 Triliun