Bisnis

Lima Saham Big Cap LQ45 Potensi Untung Gede

Ilham — Asumsi.co

featured image
unsplash

Sepanjang periode 6-10 September 2021, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,52% ke posisi Rp6.094,87. Data rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) selama sepekan meningkatsebesar 0,82% menjadi Rp11,097 triliun dari Rp11,007 triliun  pada pekan sebelumnya.

Selama sepekan, investor asing melakukan beli bersih (net buy) Rp1 triliun di pasar reguler dan beli bersih Rp46,61 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Meski indeks LQ45 masih merosot 0.99% sampai hari ini. Namun, saham LQ45 masih dinilai mencetak cuan gede.

Adapun beberapa saham LQ45 menurut pengamat saham dari Invofesta, Cheril Tanuwijaya adalah Aneka Tambang (ANTM), Pembangunan Perumahan (PTPP), Wijaya Karya (WIKA), Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), Ciputra Development (CTRA).

Kelima saham tersebut, kata Cheril, didukung oleh membaiknya prospek bisnis mereka yg menjadi sumber pemasukan utamanya.

“Seperti ANTM yg didukung oleh menguatnya harga nikel yg didukung permintaan nikel yg melonjak untuk mobil listrik. JPFA mengalami kenaikan seiring konsumsi yg berpotensi meningkat seiringpelonggaran PPKM,” katanya saat dihubungi Asumsi.co, Senin (13/9/2021).

Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Simak Prospek Saham Bank Digital

Sedangkan saham konstruksi properti seperti WIKA, dan PP secara valuasi sudah sangat murah dibandingkan sektor lainnya. “Sehingga masih lebar kisaran kenaikan harganya,” katanya.

Saham ANTM sempat melesat 10,21% dalam sepekan ke posisi Rp2.590/saham. Asing mencatatkan net buy Rp230,09 miliar di pasar reguler. Meski terjadi penurunan di angka 2.500 di hari ini. Penurunan itu dikarenakan harga nikel turun 0.83%,yaitu US$20.240/ton

Dikutip dari laporan International Energy Agency (IEA), pada 2030 penggunaan kendaraan litrik diperkirakan akan meningkat menjadi 22 juta unit, atau melonjak 850,9% dibandingkan 2020. Hal ini didukung oleh komitmen beberapa negara untuk mengurangi emisi karbon, dan ekspektasi tren penurunan harga mobil listrik di masa mendatang.

Sedangkan saham PP, bersama saham konstruksi lainnya, berhasil melejit 8,15% ke Rp995/saham pekan lalu. Meski hari ini turun naik di angka 990 dan 995.

Sementara, saham WIKA juga masih turun naik di angka 1.010 dan 1.020. Prospek WIKA dinilai bagus, laporan keuangan konsolodis sempat mengalami keuntungan 136 miliar pada quartal kedua 2021. Apalagi WIKA telah mendapatkan restu pemegang saham untuk masuk pada bisnis kebandarudaraan.

Adapun bisnis dalam sektor kebandarudaraan tersebut melingkupi pengelolaan bandara. Di dalamnya termasuk melakukan renovasi terminal yang sudah ada, pengembangan Terminal II, sekaligus mengelola kargo dengan skema profit sharing.

Kinerja Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) mulai membaik diikuti dengan sahamnya yang naik ke angka 1.915 pada hari ini. Capaian laba bersih JPFA sejauh ini mencerminkan 51,6% dari proyeksinya dan 77,1% proyeksi konsensus sepanjang tahun 2021.

Sedangkan saham CTRA meski mengalami penurunan ke angka 965, tapi masih dinilai bagus. Karena murah dan kinerja perusahannya masih bagus.

Berdasarkan Laporan keuangan per 31 Maret 2021, CTRA membukukan pendapatan senilai Rp1,85 triliun atau naik 23,33 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp1,50 triliun. Kenaikan pendapatan pun mengerek laba 78,67 persen menjadi Rp328,85 miliar pada kuartal I/2021 dari sebelumnya Rp184,05 miliar.

Pencapaian itu sebagian besar didorong oleh insentif PPN dari pemerintah untuk sektor properti yang diluncurkan pada awal tahun. Produk rumah tapak yang menjadi andalan CTRA juga termasuk salah satu yang ramai peminat pada periode tersebut, berkontribusi sebesar 75 persen terhadap total prapenjualan

Selain itu, CTRA yang juga memiliki eksposur ke bisnis rumah sakit diperkirakan bakal dapat menyeimbangkan kerugian penurunan pendapatan dari pusat perbelanjaan dan hotel.

Share: Lima Saham Big Cap LQ45 Potensi Untung Gede