Sekitar 1,3 miliar data kartu SIM yang terdiri dari NIK, nomor telepon, nama penyedia, dan tanggal pendaftaran diduga bocor.
Berdasarkan tangkapan layar milik akun Bjorka di forum breached.to, data itu diperoleh dari registrasi kartu SIM prabayar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Bjorka memiliki data asli dengan ukuran 18 GB (Compressed) atau 87 GB (Uncompressed).
Penyebab miliaran data bocor: Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengungkapkan, mengapa data kartu SIM yang diduga bocor itu bisa mencapai 1,3 milyar.
Ternyata, diam-diam 1 nomor NIK bisa digunakan untuk mendaftarkan lebih dari 1 kartu SIM. Padahal, Kominfo mengatur 1 nomor NIK maksimal hanya boleh digunakan untuk mendaftarkan 3 kartu SIM saja.
Dugaan pelanggaran: Namun, hanya dari 1 juta sampel data tersebut tercatat semua operator (swasta maupun plat merah) melanggar ketentuan ini.
“Dan celakanya pelanggaran ini tidak tanggung-tanggung. Ada operator yang menggunakan 1 NIK untuk registrasi 91 kartu SIM (lihat gambar 5) dan seperti tidak mau kalah operator lain juga mendaftarkan 1.287 kartu SIM untuk satu NIK dengan nomor 73160547**** (lihat gambar 6) dan operator terakhir yang di cek tercatat mendaftarkan NIK dengan nomor 3215236*** untuk registrasi 1.368 kartu SIM (lihat gambar 7),” ujar Alfons dalam keterangan tertulis yang diterima Asumsi.co, Selasa (6/9/2022), dilansir dari Antara.
Imbasnya, pengguna yang diperkirakan hanya 300 juta, ternyata registrasinya sampai Agustus 2022 (saat data berhasil dikopi) bisa mencapai 1.3 milyar kartu SIM.
Operator suburkan spam: Banyak NIK yang digunakan untuk mendaftarkan ratusan hingga ribuan nomor SIM menjelaskan suburnya SMS Spam, telepon penipuan, teror debt collector, pinjol, hingga telemarketer. Sebab, pengguna seluler di Indonesia dapat dengan mudah berganti-ganti nomor telepon.
“Secara tidak langsung praktek setengah tutup mata yang dilakukan oleh semua operator seluler ini mendukung aktivitas kriminal dan yang memprihatinkan adalah hal ini didiamkan oleh pihak pengawas (Kominfo) yang ketika data registrasi kartu SIM bocor malah berlomba lepas tangan dan menyalahkan masyarakat karena tidak melindungi NIK-nya dengan baik,” tutur Alfons.
Baca Juga:
Satu Miliar Data Kartu SIM Diduga Bocor, Dijual Seharga Rp744 Juta