Sosial media dihebohkan dengan konvoi rombongan pemotor dengan membawa atribut bertuliskan ‘Kebangkitan Khilafah’ di Brebes, Jawa Tengah (Jateng), dan Cawang, Jakarta Timur (Jaktim). Rombongan pengendara sepeda motor itu sempat membagikan selebaran saat melintas di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim).
Konvoi motor itu merupakan agenda rutin Khilafatul Muslimin untuk mensyiarkan khilafah sebagai bagian dari ibadah, bukan bertujuan merebut kekuasaan. Itu merupakan instruksi dari tingkat Daulah, struktur di bawah Khalifah Pusat. Bahkan, kegiatan tersebut diklaim sudah berlangsung sejak 2018 lalu.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid menilai, Khilafatul Muslimin sebenarnya memiliki cita dan ideologi yang sama dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Bedanya, HTI merupakan gerakan trans-nasional dan sedang memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara. Sementara Khilafatul Muslimin mengklaim sudah mendirikan khilafah dengan adanya khalifah yang terpilih,” tutur Nurwakhid di Bogor, Selasa (31/5/2022), dilansir dari Antara.
Nurwakhid menyebut gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan kelompok teror seperti ISIS. Bahkan, pada masa kejayaan ISIS pada tahun 2015, Rohan Gunaratna Peneliti Terorisme dari Singapura menggolongkan Khilafatul Muslimin telah berbaiat kepada ISIS.
Sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan Khilafatul Muslimin merupakan mantan pengikut Negara Islam Indonesia (NII). Pendiri dan pemimpin Khilafatul Muslimin adalah Abdul Qadir Hasan Baraja, mantan anggota NII. Abdul Qadir Hasan Baraja merupakan salah satu pendiri Pondok Pesantren Ngruki yang ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000 lalu, meski memilih tidak aktif.
Abdul Qadir Hasan Baraja memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme. Abdul Qadir Hasan Baraja telah menjalani 2 kali penahanan. Pertama, ditangkap dan ditahan selama 3 tahun dalam kasus Teror Warman pada Januari 1979. Kedua, ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun terkait kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985.
Abdul Qadir Hasan Baraja membuat konsep kekhalifahan yang disebut ‘Ma’lumat Khilafatul Muslimin’ pada 18 Juli 1997. Namun, Abdul Qadir Hasan Baraja memberanikan diri untuk memulai sistem khilafah pada 1999, sehingga namanya tercantum secara resmi dalam maklumat yang diklaim telah diumumkan ke seluruh dunia. Pada 5-7 Agustus 2000, Khilafatul Muslimin menggelar pertemuan Mujahidin I di Indonesia dengan agenda percobaan penerapan syariat Islam.
Khilafatul Muslimin memiliki cita-cita ideologi perubahan sistem yang sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror. Ini terbukti dalam kasus penangkapan NAS, tersangka teroris di Tambun, Kabupaten Bekasi. NAS disebut bagian dari Khilafatul Muslimin. Densus 88 Antiteror Polri menemukan logo bordir dan kardus berisi data Khilafatul Muslimin saat menggeledah kontrakan NAS.
Selain itu, Khilafatul Muslimin pernah eksis ketika tiga petingginya menjadi tersangka kasus pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 pada kegiatan kirab jalan sehat peringatan 1 Muharam pada Selasa (10/8/2021). Kegiatan yang digelar di Kota Bandar Lampung dan Lampung Selatan tersebut dianggap menimbulkan kerumunan warga.
Baca Juga:
Pendiri Eks NII, Khilafatul Muslimin Punya Visi Seperti HTI
Konvoi Motor Bawa Atribut Khilafah Bagikan Selebaran di Jaktim