Berdasarkan studi lanjutan terkait Covid-19 terlama hingga saat ini, separuh dari pasien yang pernah dirawat di rumah sakit (RS) imbas infeksi covid-19 masih menunjukkan setidaknya satu gejala setelah dua tahun terinfeksi.
Gejala pasca terinfeksi: Studi itu melaporkan, setelah enam bulan, 68% dari pasien yang pernah rawat inap di RS mengalami setidaknya satu gejala Covid-19 berlangsung lama. Setelah dua tahun terinfeksi Covid-19, 55% dari mereka melaporkan beberapa gejala seperti, kelelahan, lemah otot, dan kesulitan tidur.
Selain itu, mereka mengeluhkan nyeri sendi, jantung berdebar, pusing, sakit kepala, dan kecemasan atau depresi.
“Temuan kami menunjukkan bahwa bagi proporsi tertentu dari penderita COVID-19 yang pernah dirawat di rumah sakit, meski mereka mungkin telah sembuh dari infeksi awal, diperlukan lebih dari dua tahun untuk sepenuhnya pulih dari Covid-19,” ujar Cao Bing, penulis koresponden makalah dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang dikutip Antara.
Kualitas hidup memburuk: Studi tersebut diterbitkan di jurnal Lancet Respiratory Medicine pada Kamis (12/5/2022). Studi itu mengungkap, hampir 1.200 partisipan penelitian di China yang pernah terinfeksi Covid-19 cenderung memiliki kesehatan dan kualitas hidup lebih buruk dibandingkan populasi pada umumnya.
Para peneliti dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, Akademi Ilmu Kedokteran China, Sekolah Kedokteran Serikat Peking, dan Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua mengevaluasi kesehatan 1.192 partisipan pengidap Covid-19 akut yang dirawat di RS Jinyintan, Wuhan.
Evaluasi kesehatan: Mereka mengevaluasi kesehatan partisipan yang dirawat inap pada 7 Januari-29 Mei 2020. Mereka mengevaluasi kesehatan partisipan setelah enam bulan, 12 bulan, dan dua tahun terinfeksi.
Partisipan merupakan kelompok usia median 57 tahun saat dipulangkan dari rumah sakit. Partisipan dinilai dengan melakukan tes berjalan selama enam menit, tes laboratorium, serta mengisi kuesioner. Pertanyaan kuesioner meliputi gejala, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, informasi mengenai apakah mereka kembali bekerja, hingga penggunaan layanan kesehatan setelah pulang dari rumah sakit.
Para penulis mengakui adanya keterbatasan. Ini termasuk fakta bahwa mereka yang tidak berpartisipasi dalam studi ini mungkin mengalami lebih sedikit gejala dibandingkan para partisipan penelitian, sehingga dapat mengakibatkan estimasi yang terlalu tinggi terkait prevalensi gejala long Covid-19.
“(Namun) dukungan berkelanjutan bagi sebagian besar orang yang pernah terinfeksi Covid-19 jelas harus diberikan,” tutur Cao.
Baca Juga:
Kim Jong Un Pakai Masker Imbas Darurat Covid-19 di Korut