Kesehatan

Menilik Sel Punca dan Manfaatnya untuk Booster

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Dokumentasi dr. Ari Fahrial

Sel punca tengah menjadi perhatian publik, menyusul informasi salah satu pejabat negara yang dikabarkan menerima booster tersebut. Metode sel ini atau secara ilmiah disebut dengan Mesenchymal Scretome Stem Cell (MSC).

Memangnya apa sih, sel punca yang katanya bisa jadi booster untuk meningkatkan perlindungan dari risiko penularan Covid-19? Bagaimana metode dan cara kerjanya di tubuh?

Sel Induk Manusia

Dikutip dari CNN, Kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa, Kolonel Kes Dr. Mukti Arja Berlian, SpPD mengatakan, sel punca adalah induk dari semua sel yang ada di tubuh manusia.

Sel ini, kata dia, mampu membentuk diferensiasi menjadi lebih dari 200 sel lain di dalam tubuh. Ia menerangkan, sel ini bertugas memperbaiki jaringan yang terluka atau menggantikan sel lain yang mati.

Baca Juga: Makin Ganas, Benarkah Covid-19 Bisa Gerogoti Sel Otak Penderitanya? | Asumsi

Mukti menambahkan, sel ini juga bermanfaat untuk menghentikan badai sitokin yang bisa membuat kondisi orang yang terpapar Covid-19 lemah seketika, mencegah fibrosis, dan meningkatkan fungsi paru-paru.

“Sel punca mesenkimal memiliki sifat regeneratif, immunoregulator (mengatur sistem imun) dapat dengan mudah diisolasi dan atau diperbanyak secara in vitro,” jelasnya.

Dengan demikian, ia menegaskan kalau booster yang digunakan salah satu pejabat negara itu bukanlah vaksin Covid-19 seperti Sinovac, Sinopharm, Pfizer, AstraZeneca, atau Moderna.

Penelitian terhadap sel punca sebagai terapi bagi pasien Covid-19 sudah dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Penggunaan sel ini, diyakini bisa menjadi bagian dari pengobatan untuk pasien Covid-19 yang kritis.

Situs FKUI menjelaskan, kala itu, penelitian dilakukan pada 40 pasien Covid-19 dengan kategori kritis diempat rumah sakit yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, dan RSUI. 

“Hasil penelitian kami diketahui bahwa pasien Covid-19 kategori kritis yang mendapatkan terapi SPM (sel punca mesenkimal) memiliki 2,5 kali lipat tingkat keberlangsungan hidupnya atau survival rate-nya,” jelas Ketua Stem Cell and Tissue Enginering Cluster Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran (IMERI) FKUI, Ismail Hadisoebroto Dilogo, lewat pernyataannya di situs tersebut.

Tak Menyebabkan Efek Samping

Dokter Ismail menerangkan, sel punca non-hematopoietik merupakan kumpulan sel yang berasal dari beberapa jaringan dewasa seperti sumsum tulang, jaringan adiposa, pulpa gigi, hingga membran amnion.

“Sel punca yang digunakan juga ada dari plasenta, dan cairan ketuban,” ucapnya.

Pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin, alias mengalami peningkatan kadar sitokin inflamasi, tak jarang menyebabkan terjadinya radang paru-paru. Bila sudah demikian, maka diperlukan perbaikan jaringan. 

Baca Juga: Mengenal Badai Sitokin yang Nyaris Renggut Nyawa Deddy Corbuzier | Asumsi

Penggunaan SPM untuk terapi bisa jadi salah satu solusinya. Ia menjamin, penggunaan metode SPM tidak akan memberikan efek samping buruk bagi tubuh jika berasal dari stem asli.

“Penerapan SPM tidak memiliki efek samping sama sekali dan menjadi harapan baru bagi pasien Covid-19, terutama yang memiliki penyakit penyerta,” terangnya.

Ia menambahkan, SPM memiliki kemampuan melakukan regenerasi dan transdiferensiasi atau pembaruan sel, berperan sebagai imunoregulator yang digunakan untuk booster, hingga dapat melakukan penyesuaian sel.

“Kemudian, mensekresi faktor pertumbuhan sitokin, sehingga lebih cepat dalam menghambat badai sitokin, dan mampu melakukan komunikasi sel. Hal yang menarik adalah sel punca memiliki efek parakrin yang bisa merangsang sel punca endogennya untuk berkembang,” tuturnya.

Biaya Penyimpanan Mahal

Ismail Hadisoebroto menjelaskan, saat disuntikkan ke dalam tubuh, SPM melepaskan sekretom, yang terdiri atas lipid, protein, asam nukleat bebas, dan kendaraan ekstraseluler.

Meski demikian, sel punca bukan tanpa kekurangan. Di samping khasiatnya yang bisa meningkatkan imun dan membantu proses penyembuhan, penyimpanan sel punca sangat sensitif.

Baca Juga: Menkes Akan Kenakan Biaya Rp100 Ribuan untuk Booster Corona Pada 2022 | Asumsi

Sel ini memerlukan pendingin khusus yang menggunakan nitrogen untuk penyimpanannya. Selain itu, sel punca tak bisa selalu siap untuk digunakan dalam jumlah banyak, serta dalam kondisi darurat.

“Waktu dan biaya untuk ekspansi dan pemeliharaan lebih mahal dan memerlukan skrining ketat untuk menghindari reaksi alergi dan tumorogenesis,” imbuh dokter.

Masih Diuji Klinis

Saat ini, Dokter Ismail mengatakan pihak FKUI sedang mengurus izin terapi SPM pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Ia mengharapkan, ke depan sel punca bisa menjadi bagian penting dalam proses pencegahan risiko penularan dan kematian, sekaligus pengobatan Covid-19.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Ari Fahrial S mengamini, kalau saat ini belum  ada sel punca yang  mendapat rekomendasi oleh BPOM untuk pengobatan Covid-19 atau digunakan sebagai booster Covid-19.

Sejauh ini, kata dia, penggunaannya masih terbatas dan hanya untuk kepentingan uji klinis, serta kebutuhan terkait pelayanan yang berbasis riset kedokteran semata.

“Uji klinis sel punca saat ini masih dilakukan di empat  rumah sakit di Indonesia, antara lain  RSCM, RS Persahabatan, RS UI, dan RS Sulianti Saroso. Metode yang digunakan dalam uji klinisnya adalah suntik, seperti vaksinasi,” kata Ari kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Kamis (26/8/21).

Saat disuntik ke tubuh, sel punca dapat berinteraksi dengan sel-sel dendritik yang menyebabkan terjadinya pergeseran sel radang menjadi non-radang. Artinya, sel punca memang memiliki bakat untuk memperbaiki sel yang rusak di dalam tubuh serta memperkuat kondisinya.

“Pada prinsipnya, pemberian sel punca dapat menyeimbangkan proses peradangan yang terjadi pada kondisi distress respiratory syndrome akut, yang ditandai dengan peradangan paru yang luas, pembengkakan paru, dan pembentukan membran hyalin,” tandas Ari.

Share: Menilik Sel Punca dan Manfaatnya untuk Booster