Covid-19

Mengenal Badai Sitokin yang Nyaris Renggut Nyawa Deddy Corbuzier

Irfan — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Pesohor Deddy Corbuzier menceritakan pengalamannya kala ia berjuang melawan Covid-19. Presenter yang memulai karier sebagai mentalis ini menyebut bahkan dirinya sampai di ambang kematian karena mengalami badai sitokin. Dalam pernyataannya, Deddy menyebut kondisi ini membuat paru-parunya rusak 60 persen hanya dalam dua hari. 

Badai sitokin atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai Cytokine Storm adalah salah satu pemicu kegagalan multi-organ pada infeksi Covid-19. Selain Deddy, suami aktris Joanna Alexandra, Raditya Oloan juga pernah mengalami kondisi serupa setelah terpapar Covid-19.  Kondisi ini pula yang membuat Raditya tidak bertahan dan meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021). 

Lantas apa itu Badai Sitokin?

Mengutip laman Frontiers, badai sitokin didefinisikan sebagai infeksi Covid-19 disertai dengan respons inflamasi agresif dengan pelepasan sejumlah besar sitokin pro-inflamasi. Dalam situasi ini respons imun terhadap virus SARS-CoV-2 bersifat hiperaktif yang mengakibatkan reaksi inflamasi yang berlebihan. 

Beberapa penelitian yang menganalisis profil sitokin dari pasien Covid-19 menunjukkan bahwa badai sitokin berkorelasi langsung dengan cedera paru-paru, kegagalan multi-organ, dan prognosis Covid-19 yang parah. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 Global Tembus 200 Juta, Naik Sangat Signifikan Dalam Enam Bulan

Sistem kekebalan memiliki mekanisme luar biasa yang mampu merespons berbagai patogen. Respon imun anti-virus yang normal memerlukan aktivasi jalur inflamasi dari sistem imun. Sementara sitokin adalah bagian penting dari proses inflamasi ini. Sitokin diproduksi oleh beberapa sel imun termasuk makrofag bawaan, sel dendritik, sel pembunuh alami dan limfosit T dan B adaptif. 

Namun, respons yang menyimpang atau berlebihan dari sistem imun inang dapat menyebabkan penyakit yang parah jika tetap tidak terkontrol. 

Dalam jurnal Frontier, peningkatan sitokin ini mengakibatkan masuknya berbagai sel imun seperti makrofag, neutrofil, dan sel T dari sirkulasi ke tempat infeksi dengan efek destruktif pada jaringan manusia akibat destabilisasi interaksi sel endotel ke sel. Bagian yang mungkin dirusak di antaranya pembuluh darah, kerusakan kapiler, kerusakan alveolar difus, kegagalan multiorgan, hingga akhirnya kematian. 

Cedera Paru 

Cedera paru merupakan salah satu konsekuensi dari badai sitokin yang dapat berkembang menjadi cedera paru akut atau Acute respiratory distress syndrome (ARDS). ARDS yang mengarah ke tingkat saturasi oksigen yang rendah adalah penyebab utama kematian pada Covid-19. 

Frontier menyebut mekanisme pasti ARDS pada pasien Covid-19 memang tidak sepenuhnya dipahami. Namun produksi sitokin pro-inflamasi yang berlebihan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab utama. 

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa pasien dengan Covid-19 parah menderita badai sitokin. Analisis kadar sitokin dalam plasma dari 41 kasus terkonfirmasi Covid-19 di China mengungkapkan peningkatan kadar ini baik pada pasien yang dirawat di ICU dan non-ICU dibandingkan dengan orang dewasa yang sehat. 

Semua pasien yang termasuk dalam penelitian ini menderita pneumonia, 1/3 pasien dirawat di ICU dan enam dari pasien ini meninggal. 

Serangan Jantung 

Badai sitokin juga berpotensi menyebabkan gagal jantung. Mengutip The Hans India, badai sitokin mampu memacu induksi peradangan vaskular, miokarditis, dan aritmia jantung.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk menyadari cara menjaga kesehatan jantung selama masa sulit pandemi yang telah mempengaruhi dan merenggut banyak nyawa. 

Ancaman Pada Ginjal dan Fungsi Hati 

Laporan Dove Press, juga menemukan kemungkinan bahwa badai sitokin bisa menyebabkan cedera serius pada ginjal dan hati. 

Peningkatan enzim hati mungkin tidak berasal dari hati saja, dan faktor pengganggu seperti myositis dapat menjadi penyebab di balik peningkatan ini. 

Sementara pada ginjal inflamasi yang terkait dengan badai sitokin akan menyebabkan cedera hipoperfusi pada tubulus ginjal, ditambah dengan peningkatan permeabilitas vaskular dan kardiomiopati yang bisa menyebabkan berkembangnya sindrom kardio ginjal tipe 1.

Share: Mengenal Badai Sitokin yang Nyaris Renggut Nyawa Deddy Corbuzier