Menteri kabinet di Sri Lanka mengundurkan diri secara bersamaan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap cara pemerintah menangani krisis saat ini.
Puluhan menteri mundur: Sebanyak 26 menteri mengundurkan diri. Pengunduran diri itu disampaikan melalui surat. Dikutip dari Hindustan Times, Senin (4/4/2022), pengunduran diri masal itu terjadi pada pertemuan hari Minggu (3/4/2022) dini hari waktu setempat.
Menteri Pendidikan Dinesh Gunawardena mengatakan presiden Sri Lanka saat ini bisa membentuk kabinet baru.
“Seluruh menteri mengajukan surat pengunduran diri agar presiden membentuk kabinet baru,” ujar Gunawardena.
Saudara presiden: Gunawardena mengatakan perdana Menteri Mahinda Rajapaksa tetap di posisinya tak mengundurkan diri. Ia merupakan saudara Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Sementara tiga anggota lain dari keluarga Rajapaksa yang lain di jajaran menteri turut mengundurkan diri. Adik Rajapaksa termuda, menteri keuangan Basil, dan sulung mereka, Chamal, yang memegang portofolio pertanian, dan keturunan keluarga Namal, menteri olahraga, semuanya mengundurkan diri.
Langkah itu dilakukan setelah ribuan orang menentang jam malam akhir pekan hari Minggu untuk memprotes di seluruh pulau menuntut penggulingan keluarga Rajapaksa, yang kembali berkuasa pada November 2019.
Krisis Sri Lanka: Sri Lanka saat ini tengah mengalami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948. Bahkan masyarakat turun ke jalan untuk berunjuk rasa menenatang jam malam yang diberlakukan.
Kondisi ini sebagian disebabkan oleh kurangnya mata uang asing yang digunakan untuk membayar impor bahan bakar. Masyarakat Sri Lanka harus merasakan pemadaman listrik yang berlangsung setengah hari atau lebih, dan kekurangan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Baca Juga:
Sri Lanka Jaga Pom Bensin Pakai Tentara
Prajurit TNI Tak Boleh Amankan Proyek Tanpa Perintah
Sri Lanka Nekat Klaim Alat Musik Sasando, Pemerintah Siapkan Bukti