Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyayangkan keterwakilan perempuan dalam lembaga penyelenggara pemilu. Hal ini sebagai catatan terhadap hasil pemilihan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2022-2027.
Hanya satu perempuan: Komisi II DPR telah memilih 7 anggota KPU dan 5 orang anggota Bawaslu pada Kamis (17/2/2022). Hasilnya, masing-masing lembaga hanya diwakilkan oleh satu orang perempuan.
Betty Epsilon Idroos merupakan perempuan satu-satunya yang terpilih menjadi anggota KPU RI periode 2022—2027. Sementara, Lolly Suhenty juga merupakan perempuan satu-satunya yang terpilih sebagai anggota Bawaslu RI.
Mempertahankan tradisi: Perludem menyayangkan keputusan DPR yang dinilai kembali mempertahankan tradisi seperti di dua pemilu sebelumnya.
Sebelumnya, pada Pemilu 2014 hanya Ida Budhiati di KPU, sementara di Bawaslu hanya Endang Wihdatiningtyas. Pemilihan umum berikutnya, Pemilu 2019, terulang hal yang sama. Hanya terpilih Evi Novida Ginting untuk KPU, dan Dewi Pettalolo untuk Bawaslu.
“Kondisi ini sama persis dengan hasil seleksi bakal calon anggota KPU dan bakal calon anggota Bawaslu pada dua pemilu sebelumnya,” kata Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini dalam siaran pers.
Kehadiran Puan tidak berdampak: Perludem juga menyayangkan kehadiran Puan Maharani sebagai Ketua DPR perempuan untuk pertama kalinya yang ternyata tidak menghadirkan perubahan dalam keterwakilan perempuan di KPU dan Bawaslu.
Padahal, menurut Perludem Komisi II DPR punya kesempatan untuk melaksanakan mandat UU Pemilu memilih 30 persen perempuan dari komposisi anggota KPU dan Bawaslu. Khususnya ditengah dorongan publik yang sangat kuat, serta tersedianya calon anggota KPU dan Bawaslu perempuan yang berkompeten dan berintegritas.
“Adanya Ketua DPR perempuan untuk pertama kalinya ternyata juga tidak berdampak signifikan terhadap sikap politik parpol di parlemen, terhadap pemenuhan keterwakilan perempuan di KPU dan Bawaslu,” kata Titi.
Pemilihan tertutup: Menurut Titi, proses pemilihan anggota KPU dan Bawaslu periode kali ini berbeda dengan dua pemilihan sebelumnya. Pada tahun 2012 dan 2017, publik bisa melihat secara langsung pemungutan suara oleh Komisi II DPR RI saat memilih anggota KPU dan Bawaslu.
Akan tetapi, kali ini pemilihan berlangsung pada Kamis dini hari, berlangsung secara tertutup dan tidak dapat disaksikan oleh publik. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimanakah metode penentuan peringkat yang dibuat.
“Apa yang menjadi dasar penentuan rangking tersebut. Bahkan, nama-nama yang terpilih sama dengan nama-nama yang beredar melalui pesan berantai sebelum FPT (fit and proper test) dimulai,” ucap Titi.
Tantangan berat dan kompleks: Perludem menilai Pemilu 2024 punya tantangan yang sangat berat dan kompleks. Salah satunya adalah menghadapi himpitan tahapan Pemilu dan Pilkada.
Perludem berharap tantangan ini bisa dijawab oleh penyelenggara pemilu yang baru, dengan menghadirkan aturan dan desain pemilu yang ideal.
“Penyelenggara pemilu terpilih mesti merancang manajemen pemilu yang efektif, rasional, dan transparan. Sehingga pelaksanaan pemilu dan pilkada tetap dalam koridor nilai-nilai demokratis dan berintegritas,” pungkasnya.
Baca Juga:
Puan Minta Menaker Tinjau Ulang Aturan Pencairan JHT
Di Depan Kader PDIP, Puan Maharani: 7 Tahun Berkuasa, Enak Nggak?
Sosialisasikan Kemudahan Belanja Saham, Kaesang Promosikan Aplikasi Saham Rakyat