Teknologi

BSSN: Hoaks Jadi Senjata Utama Peperangan di Era Modern

Thomas — Asumsi.co

featured image
Istimewa

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian mengungkap hoaks atau informasi yang telah direkayasa kini menjadi salah satu alat utama dalam peperangan.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi pengantar dalam seminar nasional bertajuk “Current Cybersecurity Trend and Future Challenges” yang disiarkan melalui YouTube, Senin (7/2/2022).

“Peperangan sekarang ini tidak hanya menggunakan senjata secara fisik, tetapi juga menggunakan informasi yang telah direkayasa. Itu sudah merupakan alat utama dalam peperangan,” ucap Hinsa.

Teknik yang digunakan: BSSN menemukan beberapa teknik dalam menggunakan rekayasa informasi sebagai senjata dalam peperangan. Antara lain dengan cara melakukan propaganda hitam, pembanjiran informasi, polarisasi, dan jenis teknik lainnya yang familiar di Indonesia adalah melalui penyebaran hoaks.

Rekayasa informasi ini merupakan serangan siber yang bersifat sosial, di mana target sasarannya adalah manusia. Tujuannya untuk memengaruhi cara pikir, sistem kepercayaan, sikap dan tindak dari manusia yang berinteraksi di ruang siber.

“Kalau hoaks ini dirancang sedemikian rupa untuk menanamkan kebencian kepada masyarakat, menanamkan kebencian antara kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lain, ini akan sangat berbahaya terutama bagi Indonesia,” ucap Hinsa.

Contoh Suriah: Hinsa mencontohkan peperangan yang terjadi di Suriah, negara yang menjadi korban dari perang informasi. Saat itu perang yang terjadi didahului oleh penanaman kebencian di tengah masyarakat.

“Masyarakatnya diadu dengan pemerintahnya, melahirkan kebencian, dan itu semua melalui perang informasi di ruang siber,” kata Hinsa Siburian.

Berbahaya bagi Indonesia: Hinsa menilai serangan siber yang bersifat sosial sangat berbahaya bagi Indonesia, terlebih dengan keragaman yang telah menjadi identitas dari bangsa ini.

Menurutnya dengan ditanamkan informasi untuk membenci satu sama lain, kemudian di antara masyarakat selalu mencari-cari kesalahan atau kekurangan pemerintah dengan tujuan tertentu.

“Itu sangat berbahaya. Bukan berarti kita tidak menerima koreksi. Kalau ini sudah dirancang sedemikian rupa, ini menjadi tugas kita semua untuk menjaga bangsa Indonesia,” ucapnya.

Baca Juga:

Penjelasan BSSN Benarkan Data Bank Indonesia Bocor

Ramai Musisi Cabut Karya di Spotify Gara-Gara Hoaks Covid-19

Bahar Smith Langsung Ditahan Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Hoaks

Share: BSSN: Hoaks Jadi Senjata Utama Peperangan di Era Modern