Banjir melanda Provinsi Aceh, mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan warga mengungsi karena ketinggian air di rumah mereka mencapai hingga satu meter.
Aceh Utara: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara mencatat sebanyak 25.032 jiwa dari 6.633 keluarga mengungsi akibat banjir yang melanda daerah itu.
BPBD mencatat warga yang mengungsi tersebut yakni di Kecamatan Lhoksukon sebanyak 14.945 jiwa dari 3.737 keluarga, Kecamatan Matang Kuli sebanyak 1.280 jiwa dari 486 keluarga dan Kecamatan Pirak Timur sebanyak 3.313 jiwa dari 699 keluarga
Berikutnya Kecamatan Langkahan sebanyak 1.292 jiwa dari 381 keluarga, Kecamatan Samudera sebanyak 700 jiwa dari 303 keluarga, Kecamatan Tanah Luas sebanyak 3.302 jiwa dari 1.027 keluarga.
Dikutip dari Antara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara, Murzani mengatakan air masih menggenangi pemukiman masyarakat. Bahkan hingga badan jalan lintas nasional Medan Banda Aceh di Lhoksukon, ibu kota Kabupaten Aceh Utara juga tergenang.
Aceh Timur: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Timur mencatat sebanyak 7.915 warga dari 2.284 keluarga di kabupaten itu mengungsi akibat banjir.
BPDB mencatat ribuan warga mengungsi tersebut tersebar di Kecamatan Bireum Bayeun meliputi Desa Alue Seuntang sebanyak 900 jiwa dari 225 keluarga, Desa Alue Nyamuk sebanyak 198 jiwa dari 40 keluarga dan Desa Buket Seulumak sebanyak 751 jiwa dari 200 keluarga.
Berikutnya di Kecamatan Rantau Selamat meliputi Desa Bayeun sebanyak 123 jiwa dari 50 keluarga. Desa Punti Payong sebanyak 479 jiwa dari 212 keluarga, Di Desa Seumali sebanyak 440 jiwa dari 88 keluarga juga mengungsi, Desa Paya Palas sebanyak 1,165 jiwa dari 478 keluarga, Desa Alue Udep sebanyak 178 jiwa dari 10 keluarga, Desa Mata Iee sebanyak 32 jiwa dari sembilan keluarga, dan Desa Pertamina sebanyak 146 jiwa dari 47 keluarga.
Desa Alue Dua sebanyak 325 jiwa dari 65 keluarga, Desa Alue Bate sebanyak 175 jiwa dari 70 keluarga. Desa Alu Genteng sebanyak 850 jiwa dari 275 keluarga. Adapun di Desa Pasie Putih sebanyak 70 jiwa dari 20 keluarga, Desa Buket Pala sebanyak 800 jiwa dari 200 keluarga, dan Desa Seumanaah Jaya sebanyak 397 jiwa dari 130 keluarga.
Kemudian, di Kecamatan Simpang Jernih dengan warga terdampak banjir sebanyak 15 jiwa dari empat keluarga. Kecamatan Pereulak Barat sebanyak lima keluarga dengan 25 jiwa. Di Kecamatan Darul Falah meliputi Desa Tunong Ule Gajah sebanyak 225 jiwa dari 40 keluarga. Desa Ceumpedak sebanyak 175 jiwa dari 30 keluarga.
Serta Desa Seunebok Panton sebanyak 159 jiwa dari 31 keluarga, Desa Keude Blang sebanyak 80 jiwa dari 15 keluarga, Desa Tunong Bugeng sebanyak 227 jiwa dari 40 keluarga.
Penyebab banjir: BPBD Aceh Timur mengatakan banjir merendam 108 desa tersebut akibat luapan dan jebolnya sejumlah sungai. Selain itu, banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum dan lahan pertanian masyarakat.
Warga mengungsi karena ketinggian air menggenangi rumah mereka terus meningkat hingga mencapai 160 centimeter. Pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan unsur pimpinan daerah dan lintas sektoral menetapkan kondisi banjir di Aceh Utara menjadi darurat bencana.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur Ashadi di Aceh Timur, Ashadi dikutip dari Antara mengatakan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Timur terjadi karena hujan lebat sejak sepekan terakhir yang menyebabkan meluapnya beberapa sungai.
Selain banjir, terjadi tanah longsor dan kerusakan badan jalan. BPBD masih mendata jumlah kerusakan, dengan beberapa catatan seperti rumah dan infrastruktur lainnya juga rusak akibat bencana tersebut. (zal)
Baca Juga:
Awal 2022, BMKG Prediksi Jakarta Tak Hujan Deras Hingga Banjir Seperti 2020
Korban Jiwa Banjir Palembang: Dosen Kesetrum, Ojol Terseret Arus
Lemas dan Kedinginan, Detik-detik Kapal Pengungsi Rohingya Mendarat di Aceh