Kepolisian Daerah Aceh mewaspadai potensi masalah keamanan jelang perayaan hari ulang tahun kelompok separatis bersenjata Gerakan Aceh Merdeka yang berlangsung pada 4 Desember nanti. Polisi meningkatkan keamanan di sejumlah tempat.
Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy mengklaim, polisi akan mengedepankan upaya persuasif dalam pengamanan itu
“Pengamanan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan rutin yang ditingkatkan dengan mengedepankan upaya persuasif dan humanis,” kata Winardy, dilansir Antara, Kamis (2/12/2021).
2000 personel: Polda Aceh sudah menggelar apel pengamanan peringatan ulang tahun GAM dengan mengerahkan 2000-an personel di seluruh Provinsi Aceh.
Saat apel, Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar berpesan kepada para personelnya untuk lebih mengedepankan pendekatan humanis kepada masyarakat.
Winardy menjelaskan, polisi mengamankan beberapa tempat secara khusus, di antaranya, makam Wali Nanggroe Hasan Tiro di Kabupaten Aceh Besar. Hasan Tiro adalah pemimpin GAM hampir tiga dekade waktu itu.
Polisi juga melakukan pengamanan di Masjid Raya Baiturrahman, kantor DPR Aceh, serta kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh.
Riwayat GAM: GAM dibentuk pada 4 Desember 1976. Hasan Tiro adalah inisiator gerakan separatis bersenjata ini. Gerakan ini ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Pada paruh akhir 1980-an sampai dengan penghujung 1990-an, GAM melakukan perlawanan represif bersenjata terhadap militer Indonesia.
Perlawanan itu mendapat sambutan keras dari pemerintah pusat RI yang akhirnya menggelar sebuah operasi militer di Aceh atau yang lebih dikenal dengan DOM (Daerah Operasi Militer).
Perdamaian antara GAM dengan pemerintah Indonesia baru terjadi pada 17 Juli 2005. Setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia.
Baca Juga
Rumoh Geudong: Saksi Bisu Pembantaian DOM yang Kini Jadi Tugu Peringatan
13 Tahun Pasca MoU Helsinki: Tantangan Menuju Pemerintahan Aceh yang Bebas Korupsi