Beberapa waktu lalu, netizen sempat ramai membahas pernyataan Cinta Laura soal harga tas Rp 30 Juta. Dilansir dari kanal YouTube Gritte Agatha yang diunggah pada hari Jumat, 28 Mei 2021, Cinta Laura menyatakan bahwa dia merasa bersalah ketika membeli sesuatu yang mahal. Menurutnya, uang puluhan juta bisa digunakan untuk membantu keluarga yang tidak mampu.
“Misalnya gini, aku beli tas branded harganya Rp 30 juta. Imagine, berapa keluarga atau anak yang bisa aku sekolahin atau kasih makan dengan uang Rp 30 juta, dan aku pakai uang itu untuk beli tas? It’s not worth it,” ujarnya.
Bahkan, ketika ingin membeli pakaian dengan harga di bawah Rp 1 juta, dia mengaku masih menimbang-nimbang lantaran teringat dengan gaji staf yang bekerja di rumahnya.
Baca juga: Jakarta Masuk Daftar 25 Kota Termahal Dunia, Kok Bisa? | Asumsi
“Misalnya ke toko di mall, harganya di bawah sejuta. Aku masih mikir, karena aku mikir staf di rumah, Mba aku, driver aku, gajinya segini tiap bulan. Dengan aku beli baju ini lima, sepuluh, udah mendekati salary mereka. So, I feel bad, really bad,” tuturnya.
Cinta Laura bisa jadi bukti bahwa tidak semua artis menyukai gaya hidup mewah. Apalagi saat ini banyak sekali kalangan artis maupun public figure yang kerap memamerkan barang branded atau bermerek dan kehidupan mewah di media sosial. Secara tidak langsung, pola konsumsi mereka juga mempengaruhi tren anak muda dalam mengonsumsi barang bermerek.
Fenomena Konsumsi Barang Bermerek
Saat ini, fenomena menggunakan barang bermerek telah menjadi fenomena tersendiri di kalangan anak muda. Alasannya pun beragam, mulai dari investasi, ingin mengikuti trend, hingga mengutamakan gengsi.
Dilansir dari Finance Detik, berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 1.104 anak muda di Cina, menunjukkan sebanyak 84,2% dari jumlah tersebut sudah biasa melakukan konsumsi untuk kepentingan gengsi semata.
Juga masih berdasarkan survey itu, pakaian, termasuk tas dan sepatu (75,3%), pernak-pernik (60,7%) dan mobil (59,5%) menjadi tiga peringkat tertinggi di konsumsi gengsi, diikuti oleh peralatan elektronik (55,6%), makanan (55,6%), minuman dan rokok (49,6%), kosmetik (43,9%) dan hiburan (26,9%).
Baca juga: Lulus SMA Langsung Punya Rumah? Sekolah Ini Atur Kurikulumnya | Asumsi
Fenomena membeli barang bermerek karena mengikuti tren ataupun gengsi bisa berdampak negatif. Pasalnya, hal itu bisa menyebabkan ketidakstabilan keuangan.
Melansir Bisnis.com, Budi Raharjo, dari layanan rencana keuangan profesional OneShildt mengatakan, yang perlu diperhatikan saat membeli suatu barang adalah tujuannya. Perlu diketahui tujuan seseorang membeli suatu barang, apakah untuk memenuhi kebutuhan atau alasan memenuhi keinginan.
Ia juga menyatakan bahwa jika membeli barang bermerek hanya sekedar memenuhi gengsi, dapat menjadi pemborosan karena tidak berhubungan langsung dengan penghasilan.
Selain karena gengsi, perilaku konsumtif anak muda juga dipengaruhi oleh para artis maupun public figure yang mereka kagumi. Menurut Bagong Suyanto, Guru Besar sekaligus pengajar di Departemen Sosiologi Universitas Airlangga, banyak anak muda yang konsumtif karena menjadi korban gaya hidup para artis yang digemari.
“Anak-anak muda yang konsumtif merupakan korban gaya hidup yang dikembangkan seperti dugaan mereka. Mereka menjadikan artis sebagai role model-nya. Ketika artis yang digemari mengkonsumsi apa, mereka meniru, meskipun itu barang KW,” tuturnya saat diwawancara Asumsi.co.
Baca juga: Jack Ma, E-Commerce untuk UMKM, dan Belum Siapnya Indonesia | Asumsi
Dia juga menyatakan bahwa banyak anak muda yang menjadi korban komodifikasi idolanya. Banyak dari kalangan artis yang pola konsumsinya hyperreality (realitas berlebihan), dimana pola tersebut tidak bisa diukur oleh standar masyarakat pada umumnya.
Cinta Laura dalam Channel YouTube Gritte Agatha juga menyatakan bahwa ia terbiasa menerapkan hidup dengan sangat hemat. Hal inilah yang bisa dicontoh untuk anak muda agar tetap hemat dan melakukan banyak pertimbangan sebelum membeli sesuatu.
Reaksi Netizen
Pernyataan Cinta Laura tentunya mendapatkan reaksi yang beragam, terutama pada jagat Twitter. Beragam komentar pro dan kontra diungkapkan oleh netizen.
“Imagine if all of us having cinta laura’s mindset, how many children out there can finally go to school and having their best moments in life…” tulis akun Twitter @morncaffeine
“She’s an amazing woman, she’s always praising other women, and she’s also well-spoken about the topic she’s talking about.” tulis akun Twitter @thebaddestazen
Ada juga netizen yang kontra terhadap pernyataan Cinta Laura, seperti mengatakan bahwa Cinta Laura kerap memakai produk bermerek, seperti tas Dior dan Bottega. Namun hal tersebut diklarifikasi oleh Cinta Laura.
“Thanks, tapi sebagian besar tas dan sepatu branded itu dikasih/ di endorse,” ungkap Cinta Laura melalui akun Twitter @xcintakeihlx