Depok semakin ramai menjadi perbincangan warganet, menyusul kabar penemuan babi ngepet. Usai dipastikan polisi bahwa isu babi ngepet merupakan hoaks yang dibuat salah seorang warga berinisial AI, ada sosok yang kini juga menjadi sorotan yakni Wati.
Wati Diusir Warga
Wati mendadak viral, usai menuding tetangganya menjalani ritual pesugihan babi ngepet. Dikutip dari Detik.com, ia mencurigai tetangga itu karena menurutnya selama ini menganggur tetapi kaya.
Tetangganya yang difitnah Wati pun tak terima setelah dipastikan babi ngepet yang bikin heboh cuma tipu-tipu. Ia bersama warga lain meminta Wati pergi meninggalkan wilayah tersebut, meski sudah minta maaf.
Baca juga: Akal-akalan Babi Ngepet di Depok, Apa yang Bikin Orang Percaya? | Asumsi
Sumber berita yang sama melaporkan, warga sampai menyambangi rumah Wati dan mengusirnya supaya keluar dari wilayah tersebut. Hal ini berdasarkan penuturan Ketua RW 10 Kampung Baru, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Syarif Nurzaman.
“Akhirnya mereka menuntut ibu Wati harus pindah. Kondisi sudah terkendali. Ibu Wati juga udah beres-beres mau pindah,” kata Nurzaman.
Deretan Peristiwa Nyeleneh di Depok
Bukan warganet Indonesia kalau enggak tajam komennya. Warganet ramai merinci daftar peristiwa nyeleneh di Twitter yang terjadi di Depok, selepas adanya hoaks babi ngepet ini.
Akun @wh******s mengunggah foto yang bertuliskan “Timeline Sejarah Depok 1992-2021” yang isinya, mulai dari kelahiran Ayu Ting Ting pada tahun 1992, geger Kolor Ijo pada tahun 2004 sampai isu babi ngepet yang dicatatnya dua kali bikin heboh Depok, yakni pada tahun 2008 dan 2021.
Setidaknya, ada tiga peristiwa aneh yang cenderung mistis yang terjadi di Depok yang selama satu dekade terakhir, antara lain:
1. Babi Ngepet 2014
Isu babi ngepet juga pernah heboh pada tahun 2014. Kala itu, warga di Sawangan, Depok pernah diterpa isu pria asing berbaju hitam yang bisa berubah menjadi babi ngepet pada 2014.
Baca juga: Mitos Babi Ngepet, Ini yang Membuatnya Identik dengan Ilmu Hitam | Asumsi
Dikutip dari Detik.com, kabar yang beredar saat itu, setiap ada pria berbaju hitam di tengah malam dekat pemakaman maka secara otomatis disangka babi ngepet. Namun, isu ini akhirnya menghilang sendiri tanpa pernah bisa dibuktikan.
2. Winardi Mengaku Imam Mahdi
Warga Kampung Prigi, Sawangan, Kota Depok pernah dihebohkan dengan adanya seorang pria bernama Winardi yang mengaku sebagai Imam Mahdi.
Menyadur laporan Kompas.com, kabar tersebut tersebut diketahui warganet, usai viralnya Undangan Terbuka Keluarga Besar Trisula Weda untuk open house halal bihalal Idul Fitri 1440 H bersama sang pembaharu (Imam Mahdi) di Padepokan Trisula Weda yang berada di Kampung Prigi Bedahan, Bedahan, Sawangan.
Undangan tersebut kemudian diunggah dan viral di media sosial. Winardi, yang berprofesi sebagai satpam ini, diketahui sudah memiliki pengikut 70 orang dari berbagai daerah.
3. Keranda Terbang
Sawangan Depok juga pernah geger dengan isu keranda melayang pada tahun 2016 yang bikin resah warga. Kalangan ibu dan anak tidak berani keluar rumah saat petang karena kabar ini.
Mengutip Detik.com, isu keranda ini muncul karena ada beberapa warga yang melihat. Termasuk suaminya, Edi Supini, yang juga ketua RT. Kebanyakan dari ereka yang melihat keranda itu terbuat dari kayu dan seperti terbang tak ada yang mengusung. Isu ini mereda setelah polisi datang dan memberikan imbauan dan menggelar siskamling.
Kenapa Depok Banyak Peristiwa Nyeleneh?
Pakar kebijakan publik sekaligus pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Lisman Manurung menilai banyaknya kejadian aneh yang cenderung mengarah ke takhayul ini karena Depok sebagai salah satu kota penyangga ibu kota Jakarta, tidak memiliki visi dan misi yang jelas sebagai pedoman pembangunan masyarakatnya.
“Ini yang menjadi semacam kegalauan kita, kota itu seharusnya punya visi dan misi. Ketika visi kotanya enggak jelas, warganya bisa cerita kemana saja jadinya. Jadi suka-suka lah, warganya enggak punya pikiran futuristik dan maju. Adanya cuma mistis terus. Padahal, visi itu harus terbentuk supaya warganya punya arah hidupnya,” jelas Lisman kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Kamis (29/4/21).
Baca juga: Rusuh di Rutan Mako Brimob, 5 Polisi Tewas, Satu Disandera | Asumsi
Ia menambahkan, sebagai salah satu warga yang juga tinggal di kota ini, para pemangku pemerintahannya terkesan kebingungan menentukan branding Depok secara nasional.
“Saya berapa kali ikut rapat sama orang pemerintahannya. Mereka bllang, dia mau jadi kota besar tapi enggak punya lapangan terbang, pelabuhan juga enggak ada. Depok ini seharusnya branding kota pendidikan. Minta saja bantuan ke Jakarta, dibangun fasilitas pendidikan pasti dikasih. Depok itu suka merasa berdiri sendiri, padahal satelitnya Jakarta,” terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya kehidupan warga Depok juga selama ini dibangun dalam suasana pedesaan, padahal mereka tinggal di perbatasan kota besar. Tak heran, nuansa klenik kerap menyelimuti suasana kehidupan warga kota ini. Sikap warga yang mengusir Wati usai memfitnah tetangganya melakukan pesugihan, kata dia, juga menunjukkan sikap khas warga pedesaan.
“Selama ini, kehidupan warganya dibentuk seperti suasana pedesaan. Seharusnya Depok mengacu ke Jakarta Selatan dalam bangun peradaban kotanya. Mana ada, anak Jaksel percaya babi ngepet sekarang? Saya juga heran, Depok mengklaim sebagai kota religius padahal potensinya sebagai kota pendidikan bagi bangsa ini sangat besar. Seharusnya citra pendidikan dulu ini diperkuat, barulah membangun suasana religiusnya,” pungkasnya.