Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah semenjak dibuka perdagangan hari ini, Senin (19/7/2021). Pada awal perdagangan dibuka dengan 6.062,96 lalu pada siang ini menyentuh level 6.031.68.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG merosot 0,67 persen ke posisi 6.031,67. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,83 persen ke posisi 840,15. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.063,64 dan terendah 6.027,80. Sebanyak 302 saham melemah sehingga menekan IHSG.
Adapun menurunnya saham-saham tersebut diakibatkan beberapa saham yang dijual asing seperti, saham BBCA senilai Rp 57,2 miliar, saham GGRM senilai Rp 18,1 miliar, saham BMRI senilai Rp 15,1 miliar, saham INTP senilai Rp6,1 miliar, dan saham BFIN senilai Rp 6,1 miliar
Total frekuensi perdagangan saham 725.609 kali dengan volume perdagangan 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 107,90 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.503.
Faktor internal dan eksternal
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi menjelaskan mengapa IHSG merespons negatif, karena beberapa faktor internal dan eksternal. Pertama, adalah rencana pemerintah yang akan memperpanjang PPKM Darurat sampai 6 minggu depan. Meski sempat direvisi hingga akhir Juli 2021.
Baca Juga: Asal Main Saham Dosanya Sama Kayak Judi | Asumsi
Kedua adalah masalah bantuan sosial yang lambat dikirimkan oleh pemerintah kepada masyarakat terdampak pandemi covid-19. Di tambah lagi, ketakutan pengusaha mengenai rencana pemerintah yang memperpanjang hingga Juli ini.
“Pengaruh varian delta ini sangat luar biasa, bahkan Indonesia membutuhkan bantuan luar negeri secepatnya untuk menangani dampak dari virus ini. Selain, itu saya lihat dalam hal vaksinasi dan penanganan kesehatan, pemerintah masih berfokus di Jabodetabek dibandingkan daerah lain. Padahal banyak kematian dari luar Jabodetabek. Melihat kondisi ini pasar merasa apatis banyak komoditas berguguran dan menyebabkan IHSG menurun,” katanya saat dihubungi Asumsi.co, Senin (19/7/2021).
Sedangkan pengaruh dari eksternal tidak terlalu signifikan, meski demikian Ibrahim memperkirakan IHSG akan menurun mencapai 5.800. Ini dikarenakan pemerintah sudah komitmen melakuka percepatan bantuan sosial yang akan diselesaikan minggu ini.
“Sebetulnya pengaruh eksternal tidak berpengaruh banyak malah faktor internal. IHSG tidak terlalu mengalami penurunan signifikan. Kalau seandainya turun, paling hanya berkisar 6.000-5.800. Sejak sekarang pemerintah juga telah menyalurkan bansos artinya pemerintah sudah serius membantu masyarakat di saat pandemi,” katanya.
Baca Juga: Memilih Saham untuk Pemula, Ini Tipsnya | Asumsi
Sedangkan CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mencermati, pergerakan IHSG sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajarnya. “Ini dikarenakan lambatnya roda perekonomian menjadi tantangann sendiir bagi pasar modal Indonesia,” katanya dalam riset yang diterima Asumsi.co, Senin (19/7/2021).
William memprediksi IHSG Senin (19/7) akan bergerak di kisaran level 5.913 hingga 6.123. Ia menambahkan tertekannya IHSG sebetulnya dapat digunakan oleh investor untuk melakukan trading atau investasi jangka pendek.
“Ini bisa digunakan untuk trading atau invest jangka pendek,” katanya.