Isu Terkini

184.942 Siswa Lolos SBMPTN 2021, Kecerdasan Jadi Penentu?

Citra — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Salah satu jalur penantian para pendaftar Perguruan Tinggi Negeri telah usai. Hasil UTBK-SBMPTN 2021 telah diumumkan pada Senin (14/6/2021) sore. Sebanyak 184.942 peserta lolos dan menjadi mahasiswa baru di universitas yang dipilih.

Dalam konferensi pers Pengumuman SBMPTN 2021 via virtual pada Senin pagi, Ketua LTMPT, Mohammad Nasih mengatakan, jumlah peserta melonjak dibandingkan tahun lalu. Dari 777.858 peserta, 732.704 orang dinyatakan eligible. Artinya, mereka tidak melakukan kecurangan atau bolos selama proses UTBK SBMPTN 2021.

Dari 732.704 peserta itu, 732.801 di antaranya melaksanakan tes. Sementara itu, 122 peserta didiskualifikasi karena ketidaksesuaian foto yang digunakan. Sebanyak 191 peserta didiskualifikasi atas pelanggaran yang dilakukan selama proses UTBK SBMPTN. Sisanya, 45.154 orang tidak menghadiri tes.

Nasih juga mengumumkan sepuluh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan nilai rerata tertinggi pada SBMPTN 2021. Pada kategori Saintek, nilai rerata tertinggi dimiliki oleh Universitas Indonesia, dengan poin 693,35. Institut Teknologi Bandung berada di posisi kedua, dengan nilai rerata 683,90.

Sementara itu, peringkat selanjutnya diduduki oleh Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Sebelas Maret, UPN ‘Veteran’ Jakarta, dan Institut Pertanian Bogor.

Baca juga: Harap-Harap Cemas Tunggu Hasil SNMPTN 2021, Ada 110.459 Orang Diterima | Asumsi

Pada kategori Saintek, Universitas Indonesia lagi-lagi menduduki peringkat pertama dengan nilai rerata 694,60. Berkebalikan pada kategori Saintek, Universitas Gadjah Mada bertukar posisi dengan Institut Teknologi Bandung dengan nilai rerata tertinggi kedua dengan nilai rerata 686,98.

Sedangkan, posisi selanjutnya diduduki oleh Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, dan Universitas Jenderal Soedirman.

Dalam hal kelompok pilihan prodi, sebanyak 25,25 persen peserta kelompok saintek lolos. Pada kelompok Soshum, 22,15 persen pendaftar lolos. Sementara itu, 25,54 persen pendaftar ujian campuran (Saintek dan Soshum) berhasil diterima.

Rinciannya, 92.963 peserta lolos pada prodi Saintek, sedangkan 91.979 peserta diterima di prodi soshum. Sementara itu, berdasarkan kelompok ujian, dari 336.834 pendaftar, 85.149 peserta diterima di kelompok saintek. Untuk kelompok ujian soshum, 83.636 peserta lolos dari 387.556 peminat. Sedangkan pada kelompok ujian campuran (saintek dan soshum), sebanyak 15.957 diterima dari 62.468 peminat yang mendaftar.

“Tapi jangan dijadikan patokan persentase penerimaan kelompok ujian ya. Ini hanya data berapa persen peserta yang lolos dari masing-masing kelompok ujian tahun ini,” kata Nasih dikutip dari Detik.com.

Penerimaan melalui jalur SBMPTN menjadi jalur yang semakin sempit untuk berkompetisi, mengingat para pendaftar merebutkan kursi kuota di setiap jurusan yang dipilih.

Baca juga: Gagal SBMPTN, Coba 4 Jalur Ini Supaya Kamu Bisa Tetap Kuliah! | Asumsi

Apakah kecerdasan akademis menjadi satu-satu penolong?

Sayangnya tidak. Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Said Hamid Hasan mengatakan, kelulusan peserta SBMPTN tak hanya menyoal kecerdasan akademis. Lolosnya peserta menjadi mahasiswa baru via SBMPTN juga ditentukan oleh ketersediaan di suatu jurusan yang dipilih.

“Misalnya, suatu jurusan A menerima 40 orang, maka yang diranking nomor 41 (ranking berdasarkan nilai tes) tidak diterima, walaupun nilainya lebih baik dari yang lulus di jurusan B,” kata Prof Said saat dihubungi Asumsi.co.

Menurut Prof Said, hal itu dikarenakan jurusan B juga hanya menyediakan 40 kursi, tetapi dengan jumlah pendaftar yang lebih sedikit dari jurusan A. Dengan kondisi, ranking 41 di jurusan A rata-rata nilainya 7, sedangkan ranking 40 memiliki nilai rerata 7,1. Di jurusan B yang ranking 40 nilai tesnya 6,8 sedangkan ranking 41 nilai tesnya 6,6.

“Jadi, walaupun nilai tes 7 lebih tinggi dari 6,8, di jurusan A tidak diterima, sedangkan dia yang 6,8 di jurusan B diterima,” jelasnya.

Prof Said juga menilai, jalur SBMPTN menghasilkan banyak sarjana yang berhasil lulus. Sehingga, menurut Prof Said, tes SBMPTN dinilai cukup efektif dalam mencetak kelulusan mahasiswa.

Meskipun kelulusan sebagai sarjana merupakan kriteria yang valid, tetapi tingkat validitas akan semakin teruji jika mahasiswa bisa lulus tepat waktu. “Artinya, hasil SBMPTN mampu menyeleksi calon mahasiswa. Bukan hanya dari aspek akademis saja, tetapi juga non-akademis,” ujar Prof Said.

Share: 184.942 Siswa Lolos SBMPTN 2021, Kecerdasan Jadi Penentu?