Sejarah

Misteri Penguasa Alam Semesta dalam Prasasti Kota Kuno di Suriah

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
YouTube/Travel and Discover

Identitas dewa tak dikenal yang dijelaskan dalam prasasti dari kota kuno Palmyra (atau dikenal Tadmur, kota tua di wilayah Suriah pada awal abad ke-1, dengan penduduk mayoritas dari Aram dan Arab Nabatia), telah lama membingungkan para ilmuwan. 

Seorang peneliti mengklaim telah memecahkan misteri itu. Kota Palmyra berkembang sekitar 2.000 tahun yang lalu sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan Kekaisaran Romawi dengan jalur perdagangan di Asia, seperti Jalur Sutra. 

Dewa anonim: Dewa anonim dalam banyak prasasti Aram di Palmyra disebut sebagai ‘dia yang namanya diberkati selamanya,’ ‘penguasa alam semesta’, dan ‘penyayang,’. Seorang peneliti postdoctoral dari Universitas Wrocław di Polandia, Aleksandra Kubiak-Schneider membandingkan prasasti dari Palmyra dengan prasasti yang ditemukan di seluruh Mesopotamia yang berasal dari milenium pertama SM.

Ia menemukan bahwa dewa yang disembah di Mesopotamia disebut dengan nama yang mirip dengan dewa anonim dari Palmyra. Misalnya, “Bel-Marduk” — dewa tertinggi Babel — juga disebut sebagai penyayang. “Ungkapan ‘penguasa dunia’ – gelar yang mirip dengan ‘penguasa alam semesta’ kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada Baalshamin, dewa langit,” ucapnya, dilansir dari Live Science. 

Tanda penghormatan: Menurut Kubiak-Schneider, dewa anonim yang disebutkan dalam prasasti Palmyra bukanlah dewa tunggal, melainkan beberapa dewa yang mencakup Bel-Marduk dan Baalshamin. Ia menganggap, orang tidak menyebut nama dewa sebagai tanda penghormatan. 

Ketika orang menulis prasasti yang memohon campur tangan ilahi, mereka tidak selalu menjangkau dewa tertentu, melainkan dewa mana pun yang akan mendengarkan doa-doanya. 

“Tidak ada satu dewa pun yang tidak disebutkan namanya, setiap dewa yang mendengarkan dan menunjukkan kemurahan hati atas permintaan pantas mendapat pujian abadi,” tutur Kubiak-Schneider.

Respons ilmuwan: Para peneliti yang tidak terlibat dalam penelitian Kubiak-Schneider menjawab dengan hati-hati terhadap proposal tersebut. 

“Kubiak-Schneider menyajikan [sebuah] hipotesis kepada komunitas ilmiah yang akan membahasnya dan setiap sarjana akan memutuskan untuk menerima atau menolaknya dengan menyajikan argumen kontra [mereka] dalam kasus terakhir,” ujar seorang peneliti yang telah mempelajari sejarah dan arkeologi Palmyra dan wilayah sekitarnya secara luas, Leonardo Gregoratti. 

Seorang peneliti, yang berkomentar dengan syarat bahwa mereka tidak disebutkan namanya, setuju bahwa dewa yang tidak disebutkan namanya kemungkinan merujuk pada banyak dewa. Akan tetapi, khawatir beberapa teks Babilonia yang dipelajari Kubiak-Schneider bertanggal berabad-abad lebih awal daripada prasasti dari Palmyra. 

Baca Juga:

Misteri Makam Attila the Hun, Pemimpin Suku Barbar ‘Cambuk Tuhan’ 

Makam Orang Kaya Dekade Awal Invasi Anglo-Saxon ke Inggris Ditemukan 

Persona Asli Cleopatra, Dominan Cerdas Ketimbang Paras

Share: Misteri Penguasa Alam Semesta dalam Prasasti Kota Kuno di Suriah