Sejarah

Persona Asli Cleopatra, Dominan Cerdas Ketimbang Paras

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
YouTube/See U in History / Mythology

Cleopatra VII merupakan penguasa terakhir dari dinasti Ptolemaik, yang memerintah Mesir kuno selama hampir 300 tahun. Cleopatra memerintah kerajaan yang menguasai Mesir, Siprus, Libya, hingga Timur Tengah. 

Citra kecantikan fisik: Penggambaran Cleopatra VII zaman modern cenderung menunjukkan dirinya sebagai wanita dengan kecantikan fisik yang luar biasa dan keterampilan menggoda. Ini ditonjolkan karena keterlibatan romantisnya dengan Julius Caesar dan Mark Antony. Penggambaran itu melekat kuat karena telah diabadikan dalam seni, musik, dan sastra selama berabad-abad. 

Namun, sejumlah catatan kuno dan penelitian sejarah justru menceritakan kisah yang berbeda. Sejumlah catatan ini menggambarkan Cleopatra sebagai firaun perempuan yang cerdas, multibahasa, dan mampu menegaskan haknya untuk memerintah. 

“Kecantikannya sendiri, seperti yang mereka katakan, tidak, dengan sendirinya, sama sekali tidak ada bandingannya, juga bukan jenis yang akan mengejutkan orang-orang yang melihatnya; tetapi interaksi dengannya menawan, dan penampilannya, bersama dengan persuasifnya dalam diskusi. dan karakternya yang menyertai setiap pertukaran, sangat merangsang,” tulis Plutarch, seorang filsuf yang hidup pada tahun 46-120 M, dilansir dari Live Science.

Profesor emeritus sejarah di University of California Berkeley, Erich Gruen dalam sebuah artikel di buku ‘Cleopatra: A Sphinx Revisited’ menulis, Cleopatra bukan sekadar pemangsa seksual. Cleopatra tentu saja bukan mainan Caesar. 

Keturunan jenderal Makedonia: Cleopatra lahir pada tahun 69 SM, berasal dari keturunan seorang jenderal Makedonia yang pernah bertugas di bawah Alexander Agung. 

Meski, telah memerintah Mesir selama hampir tiga abad, kerajaannya dikalahkan Romawi. Disisi lain, banyak perselisihan internal yang membuat Cleopatra berperang melawan saudaranya sendiri. 

Kekacauan era Ptolemy XII: Cleopatra adalah putri Ptolemy XII dan seorang ibu yang identitasnya tidak kita ketahui. Ptolemy XII memerintah 80-58 SM, berada di bawah banyak tekanan dari Romawi dan berjuang untuk mempertahankan kekuasaan. 

Sally-Ann Ashton dalam bukunya, Cleopatra and Egypt menulis, Ptolemy XII sangat bergantung pada Romawi. Hubungan dengan Romawi menambah tekanan pada ekonomi Mesir, pemerintahannya mendapat sorotan tajam dari elit Mesir. Pada tahun 58 SM, Ptolemy XII diasingkan dan seorang wanita bernama “Cleopatra Tryphaena” (Cleopatra yang berbeda) menjadi penguasa Mesir, meninggal tidak lama kemudian. Ia digantikan oleh wanita lain bernama Berenice IV. 

Perang saudara: Pada tahun 55 SM, dengan dukungan orang Romawi, Ptolemy XII kembali naik takhta dan mengambil putrinya yang berusia 17 tahun Cleopatra VII sebagai wakil penguasanya. Setelah raja meninggal pada tahun 51 SM, wasiatnya mengatakan bahwa Cleopatra harus berbagi takhta dengan saudara laki-lakinya dan suaminya Ptolemy XIII. 

Ptolemy XIII dan para penasihatnya menolak untuk mengakui pengaturan ini. Pertempuran pecah dan Cleopatra terpaksa melarikan diri dari istana kerajaan. Julius Caesar yang membantu Cleopatra mendapatkan kembali tahtanya. 

Baca Juga:

Pengadilan Jerman Hukum Eks Penjaga Kamp Nazi Berusia 101 Tahun 

Kontroversi Ahmad Lussy, Asumsi Sejarah Indonesia Dikorupsi Penjajah 

Misteri Makam Attila the Hun, Pemimpin Suku Barbar ‘Cambuk Tuhan’

Share: Persona Asli Cleopatra, Dominan Cerdas Ketimbang Paras