Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi seruan penyelidikan dari parlemen, setelah file Uber mengungkap upayanya yang luar biasanya sebagai Menteri Ekonomi era kepresidenan François Hollande. Macron membantu perusahaan taksi Amerika Serikat (AS) melawan industri taksi saat itu.
Pertemuan rahasia: File tersebut menunjukkan Macron yang pro-bisnis, terpilih kembali sebagai presiden Prancis pada bulan April 2022, cukup dekat dengan manajer Uber selama 2014-2016. Uber tidak berpikir dua kali untuk menghubungi Macron ketika tempat mereka digerebek pajak atau otoritas lainnya.
Macron, yang berjanji dalam kampanye presiden pertamanya yang sukses untuk menjadikan Prancis “negara startup”, gagal mencatat setidaknya tiga dari empat pertemuan dengan kepala eksekutif dan pendiri Uber, Travis Kalanick, yang dirinci dalam file.
Skandal negara: Saat menjabat sebagai menteri ekonomi, mantan bankir itu berkata ke Uber, bahwa dirinya telah menengahi kesepakatan rahasia dengan kabinet Sosialis yang terpecah belah, yang saat itu sedang berkuasa.
“Ini hampir seperti film thriller yang buruk – pertemuan dan pertemuan yang disembunyikan …” Dia mengatakan bahwa fakta bahwa perusahaan meminta saran Macron selama penggerebekan di kantor mereka oleh inspektur pemerintah harus diselidiki. Ini skandal negara,” ujar anggota parlemen yang terpilih sejak 2017, Aurélien Taché, dilansir dari The Guardian.
Merugikan pekerja: Pemimpin parlemen dari partai oposisi kiri-keras France Unbowed, Mathilde Panot mengecam tindakan Macron sebagai menteri ekonomi saat itu, menyebutnya ‘penjarahan negara’. Ia menggambarkan Macron sebagai ‘pelobi’ untuk multinasional AS yang bertujuan menderegulasi undang-undang perburuhan secara permanen.
Anggota majelis rendah parlemen Prancis mengakui tidak ada mekanisme konstitusional untuk menanyai Macron secara langsung tentang isi file Uber. Akan tetapi, partai-partai oposisi menyarankan penting bagi komite parlemen untuk menetapkan cara untuk menyelidiki.
Kepala serikat buruh Confédération Générale du Travail (CGT) sayap kiri, Philippe Martinez, mengatakan, Macron harus menjelaskan apa yang dilakukannya dan bagaimana kontribusinya, tidak hanya untuk Uber yang membantu karirnya di Prancis.
“Tetapi, berkat undang-undang yang disebut ‘hukum Macron’, juga berkontribusi untuk membongkar bagian dari undang-undang perburuhan yang mendukung jenis kegiatan ekonomi ini dengan konsekuensi sosial pada pekerja,” ucapnya.
Baca Juga:
Jurnalis Prancis Tewas saat Liputan di Ukraina
Fakta di Balik Viral Momen Canggung Presiden Ukraina dan Prancis
Jalan Ukraina Jadi Anggota Uni Eropa Terbuka