Bank Dunia menggelontorkan pinjaman baru senilai 350 juta USD atau setara dengan Rp 5,25 triliun. Pinjaman itu diberikan pada Rabu (29/6/2022).
Pinjaman baru: Pinjaman itu akan digunakan untuk mendukung peningkatan dan perlindungan pembangunan modal manusia di Indonesia. Ini akan menjadi pembiayaan baru dalam melindungi masyarakat ketika kehilangan pendapatan, meningkatkan akses ke layanan kesehatan, mencegah perilaku tidak sehat, dan meningkatkan efektivitas belanja pemerintah.
“Program ini adalah dukungan Bank Dunia yang pertama untuk kebijakan pembangunan modal manusia di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dukungan ini merupakan pengakuan terhadap komitmen kuat Indonesia bagi kemajuan pembangunan modal manusianya,” ujar Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen, Rabu (6/7/2022), dilansir dari Antara.
Pembiayaan kebijakan kesehatan: Ini sejalan dengan Kerangka Kemitraan Negara (CPF) Bank Dunia untuk Indonesia selama 2021-2025.
Khususnya, dalam membina modal manusia melalui penguatan kualitas, pemerataan gizi, kesehatan, dan perlindungan sosial. Pembiayaan baru itu untuk menyokong kebijakan peningkatan gizi ibu hamil dan pengurangan stunting pada anak, reformasi layanan tuberkulosis, serta penggunaan telemedicine untuk akses kesehatan di pedesaan dan daerah terpencil.
Pembiayaan asuransi PHK: Disisi lain, untuk mengetatkan perpajakan dalam mencegah perilaku merokok dan penggunaan tembakau demi kesehatan jangka panjang hingga memperkenalkan asuransi kehilangan pekerjaan dengan tunjangan tunai, pelatihan, dan dukungan pencarian kerja. Ini untuk membantu pekerja dan keluarganya saat mengalami guncangan ekonomi atau bencana alam.
“Kegiatan ini mendukung serangkaian reformasi yang akan membantu pencapaian potensi sepenuhnya masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Pelaksana pembiayaan: Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi mengatakan, pihaknya akan menjadi lembaga pelaksana pembiayaan Bank Dunia tersebut.
“Indonesia tengah menghadapi globalisasi dan tak ada pilihan kecuali meningkatkan human capital competitiveness. Bangsa yang akan bertahan, menang, dan sukses dalam era seperti ini adalah bangsa yang berpengetahuan dan berketerampilan, memiliki pengetahuan dan keahlian, serta berkarakter kuat,” ujar Muhadjir.
Baca Juga:
Gadai Motor untuk Judi Online, Pemuda Bandung Ngaku Dibegal
Satgas BLBI Sita Lapangan Golf-Hotel Besan Setnov di Bogor
Penyebab Kerajaan Kosmetik Revlon Ajukan Permohonan Bangkrut