Bisnis

Penyebab Kerajaan Kosmetik Revlon Ajukan Permohonan Bangkrut

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA/Revlon Indonesia

Revlon, perusahaan kecantikan multinasional berusia 90
tahun, telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat
(AS). Revlon terbebani oleh beban utang, gangguan pada jaringan rantai
pasokannya, dan biaya yang melonjak.

Atas persetujuan pengadilan, perusahaan yang berbasis di New
York itu mengharapkan untuk menerima $ 575 juta (Rp8,51 triliun) dalam
pembiayaan dari pemberi pinjaman yang ada, yang akan memungkinkan untuk menjaga
operasi sehari-hari berjalan.

“Pengajuan hari ini akan memungkinkan Revlon untuk
menawarkan kepada konsumen kami produk ikonik yang telah kami berikan selama
beberapa dekade, sambil memberikan jalur yang lebih jelas untuk pertumbuhan
kami di masa depan,” ujar CEO Revlon, Debra Perelman, dilansir dari The Guardian.

Penyebab bangkrut: Penjualan lipstik Revlon semakin
terpuruk, karena orang-orang memakai masker di masa pandemi Covid-19.
Perusahaan menghindari kebangkrutan pada akhir 2020 dengan membujuk cukup
banyak pemegang obligasi untuk memperpanjang utangnya yang jatuh tempo.

Dalam beberapa bulan terakhir, Revlon, seperti banyak
perusahaan lain, mengalami tantangan rantai pasokan di seluruh industri dan
biaya yang lebih tinggi. Masalah logistik, kenaikan harga bahan-bahan utama,
dan kekurangan tenaga kerja mengganggu kemampuan Revlon untuk memenuhi pesanan
pelanggan.

Masa kejayaan: Padahal, Revlon merupakan perusahan kosmetik
terbesar kedua berdasarkan penjualan di sebagian besar abad ke-20, hanya di
belakang Avon. Pada 1970, Revlon menjadi perusahaan kecantikan pertama yang
menampilkan model kulit hitam, Naomi Sims, dalam iklannya. Bahkan, pada
1980-an, Revlon membuat gebrakan besar dengan kampanye supermodelnya, yang
diambil oleh Richard Avedon. Revlon menampilkan beragam model terkenal dan baru
termasuk Iman, Claudia Schiffer, Cindy Crawford, dan Christy Turlington, dengan
sebuah tagline berjanji untuk membuat wanita ‘tak terlupakan’.

Dilansir dari New York Times, selama hampir 90 tahun, Revlon
adalah kerajaan kosmetik terkemuka, andalan di lemari kamar mandi sejak Depresi
Hebat (tahun 1930). Namun. dalam beberapa dekade terakhir, perusahaan telah
berjuang di bawah beban hutang yang sangat besar dan persaingan dari generasi
baru merek kosmetik.

Dalam beberapa tahun terakhir, deretan nama besar seperti
Rihanna, Kylie Jenner, hingga superstar media sosial telah mempromosikan produk
kosmetik pesaing Revlon ke jutaan pengikutnya. Disisi lain, juga mengimbau
untuk menghindari toko obat yang secara tradisional diandalkan Revlon untuk menjual
produknya.

Berganti pemilik: Revlon didirikan pada awal 1930-an oleh
saudara Charles Revson, Joseph Revson, dan Charles Lachman, yang memperkenalkan
enamel kuku baru. Perusahaan rias tumbuh menjadi yang terbesar kedua di Amerika
Serikat, di belakang Estée Lauder.

Mr Revson terkenal merayu pembeli wanita dengan
mempromosikan daya pikat bibir dan kuku merah yang serasi. Revlon diakuisisi
dalam kesepakatan senilai $2,7 miliar oleh Ron Perelman pada 1985. Namun, pada
1998 penjualan dan harga saham Revlon menurun. Bahkan, bunga utang Revlon
senilai $1,7 miliar, melebihi pendapatan operasionalnya.

Dalam upaya untuk mendiversifikasi dan menopang bisnisnya,
Revlon mengakuisisi perusahaan lain. Ini termasuk bisnis internasional merek
perawatan kuku Cutex dan Elizabeth Arden, dalam kesepakatan yang sebagian besar
didanai oleh utang pada 2016 lalu.

Baca Juga

Share: Penyebab Kerajaan Kosmetik Revlon Ajukan Permohonan Bangkrut