Lembaga amal Aksi Cepat Tanggap (ACT) buka suara mengenai pemberitaan Majalah Tempo yang berujung ramai tagar “Aksi Cepat Tilep” di media sosial. Sejumlah tagar yang memojokkan lembaga amal raksasa itu bermunculan usai Tempo mengeluarkan laporan menerbitkan sebuah laporan bertajuk “Kantong Bocor Dana Umat” edisi Sabtu, 2 Juli 2022.
Akan meluruskan: Manajemen ACT mengaku tengah membahas langkah terbaik guna merespons laporan Tempo tersebut. Head of Public Relation ACT Clara mengatakan, pihaknya bakal menggelar konferensi pers guna meluruskan kabar dalam pemberitaan itu.
“Insya Allah akan ada Konpres [konferensi pers] ya sore ini,” ujar Clara kepada Asumsi.co, Senin (4/7/2022).
Clara mengatakan hingga kini, dirinya belum bisa menyebarkan undangan tersebut. Namun, dalam waktu dekat akan segera dibagikan.
“Undangan resminya akan disebar. Mohon menunggu” katanya.
Temuan Tempo: Seperti diketahui platform microblogging Twitter Indonesia ramai dipadati sejumlah tagar yang bernada mendiskreditkan ACT. Tagar-tagar yang beredar seperti #AksiCepatTilep dan #JanganPercayaACT. Munculnya tagar tersebut buntut laporan majalah Tempo yang menyebut kas ACT digunakan untuk membayar gaji tinggi dan fasilitas mewah para petingginya.
Majalah itu menengarai Pendiri dan mantan Presiden ACT, Ahyudin menerima gaji sebesar Rp 250 juta per bulan. Kemudian pejabat senior vice president menerima Rp 200 juta, vice president dibayar Rp 80 juta, dan direktur eksekutif mendapat Rp 50 juta. Tempo mengibaratkan gaji para pejabat ACT ibarat bumi dengan langit jika disandingkan dengan lembaga amal sejenis.
Para petinggi yayasan ini juga menerima fasilitas kendaraan dinas menengah ke atas seperti Toyota Alphard, Honda CR-V, dan Mitsubishi Pajero Sport. Bukan hanya itu, Ahyudin juga secara leluasa memakai dana organisasi untuk membayar uang muka rumah dan pembelian furnitur buat istrinya.
Dana umat hilang: Hasil investigasi Tempo juga mengungkap terdapat dana yang hilang akibat beberapa hal, salah satunya pembelian domba fiktif yang diperkirakan mencapai Rp 6,5 miliar. Kerugian itu belum termasuk duit yang hilang untuk pembelian pakan ternak dan penggemukan.
Baca Juga:
Penipuan Rp59 Triliun, Ratu Kripto Jerman Jadi Buron Paling Dicari FBI
Pegawai Bank 2 tahun Bobol Rekening Nasabah untuk Judi Online
KPK: Politik Indonesia Mahal, Biaya jadi Gubernur Rp100 Miliar