Internasional

Nasib Perempuan Hamil di Kota Terpanas Dunia, Suhu Capai 51 Derajat Celcius

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
UNHCR/P.Kessler

Kota Jacobabad di Pakistan menjadi kota terpanas di dunia
pada Mei 2022 lalu. Suhu di sana saat itu mencapai 51 derajat celcius.

Kota terpanas: Berdasarkan data cuaca regional, Jacobabad
telah melewati ambang batas kelangsungan hidup setidaknya dua kali sejak 2010.
Asia Selatan telah mengalami suhu panas yang tidak sesuai dengan musimnya dalam
beberapa bulan terakhir. Gelombang panas ekstrem yang menghanguskan Pakistan
dan India pada April 30 kali lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim.

Sekitar 200.000 penduduk Jacobabad sangat menyadari reputasi
sebagai salah satu kota terpanas di dunia. “Jika kita pergi ke neraka,
kita akan mengambil selimut,” adalah lelucon umum yang diceritakan di
daerah itu.

Nasib perempuan hamil: Sonari (20 tahun) sedang hamil berat
dan harus bekerja keras di bawah terik matahari di ladang yang dipenuhi melon
kuning cerah di Jacobabad.

Tetangganya, Waderi (17 tahun) yang melahirkan beberapa
minggu yang lalu, kembali bekerja dalam suhu yang dapat melebihi 50 Celcius
(122 Fahrenheit). Ia bekerja dengan bayinya yang baru lahir berbaring di atas
selimut di tempat teduh di dekatnya, sehingga bisa memberinya makan ketika
menangis.

“Ketika panas datang dan kami hamil, kami merasa stres,”
tutur Sonari, dilansir dari Reuters.

Mereka merupakan bagian dari jutaan orang di seluruh dunia
yang berada di ujung tombak perubahan iklim. Sebuah analisis dari 70 penelitian
sejak pertengahan 1990-an menyebut, perempuan hamil yang terpapar panas untuk
waktu yang lama memiliki risiko lebih tinggi menderita komplikasi. Untuk setiap
kenaikan suhu 1 derajat Celcius, jumlah kelahiran mati dan kelahiran prematur
meningkat sekitar 5%.

Direktur Konsorsium Global untuk Pendidikan Iklim dan
Kesehatan di Universitas Columbia, Cecilia Sorensen mengatakan, dampak
pemanasan global terhadap kesehatan wanita ‘sangat tidak terdokumentasi’,
sebagian karena panas yang ekstrem cenderung memperburuk kondisi lain.

“Kami tidak mengaitkan dampak kesehatan pada wanita dan
sering kali karena kami tidak mengumpulkan data tentangnya. Dan seringkali
wanita miskin tidak mencari perawatan medis. Panas adalah masalah besar bagi
wanita hamil,” ucapnya.

Di sisi lain, perempuan di Pakistan biasanya memasak makanan
keluarga di atas kompor panas atau api terbuka, seringkali di ruangan sempit
tanpa ventilasi atau pendingin.

“Jika Anda memasak di dalam di sebelah api terbuka yang
panas, Anda memiliki beban panas itu selain panas sekitar yang membuat
segalanya jauh lebih berbahaya,” ujar Sorensen.

Baca Juga

Share: Nasib Perempuan Hamil di Kota Terpanas Dunia, Suhu Capai 51 Derajat Celcius