Jaksa Agung ST Burhanuddin mengaku geram atas tingkah sejumlah terdakwa yang kerap mengenakan atribut agama dalam ruang sidang. Terlebih mereka yang tak menggunakannya sebelum terlilit kasus.
Memakai rompi: Dia mengatakan pernah memerintahkan bawahannya supaya baju terdakwa diganti saja dengan rompi. Mereka yang sering melakukan praktik demikian termasuk terdakwa dari kasus korupsi.
Burhanuddin mengaku tak segan untuk meminta para terdakwa untuk mengganti bajunya bila mereka terlihat mengenakan baju yang terasosiasi dengan agama.
“Makanya saya melarang teman-teman itu di daerah, dulu itu kalau sidang, terdakwa itu pakainya, dikasih baju koko, pakai peci, saya marah, Mas. Kok begini, saya bilang, ‘Ganti,'” ucap Burhanuddin, dikutip melalui podcast Deddy Corbuzier, (17/5/2022).
Rusak citra agama: Kemarahan Burhanuddin didasari karena baju yang melambangkan agama tertentu merupakan baju suci yang tak pantas dikenakan dalam sebuah persidangan. Dengan mengenakan atribut agama, dilihat dia seakan sebagai upaya untuk merusak citra agama.
“Makanya selalu dikatakan bahwa koruptor itu adalah kerah putih, saya nggak tahu sekarang malah nggak pakai kerah putih lagi, pakai kaus oblong juga bisa. Jangankan kaus oblong, kayak ustaz gini saja bisa,” katanya.
Merusak citra hijab: Misalnya seorang terdakwa perempuan yang semula tak pernah mengenakan hijab, namun saat di persidangan malah tampil dengan balutan busana muslim lengkap dengan hijab di kepalanya. Hal itu menurutnya sebagai bentuk merusak citra hijab karena dikenakan oleh seorang terdakwa.
“Tadinya nggak berhijab, itu malah merusak (image orang yang berhijab). Makanya saya ngamuk waktu itu, terus nggak ada lagi, sekarang pakai rompi aja,” tegasnya.
Respons MUI: Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Cholil Nafis mengaku sepakat dengan pernyataan ST Burhanuddin. Selama ini, dirinya juga bertanya-tanya mengapa ketika jadi terdakwa banyak orang tiba-tiba jadi alim.
“Setuju Pak Jaksa Agung RI. Saya dulu bertanya2 knp terdakwah ke persidangan pakaiannya mendadak kaya’ org saleh,” kata Cholil Nafis lewat akun Twitter pribadinya, Jumat (13/5/2022).
Tak nyaman: Rais Syuriyah PB NU itu juga mengaku tak nyaman melihat kelakuan mereka para terdakwa yang tiba-tiba kerap mengenakan simbol Islam di ruang persidangan.
“Bahkan serasa risih melihat pakaian simbol muslim dipakainya. Saya dukung pakaian terdakwa itu khusus yg mudah dikenal, khususnya koruptor,” tulisnya.
Baca Juga:
Anggota Polisi Diduga Terlibat Bisnis Pakaian Bekas Ilegal
Jaksa Agung Janji Tuntaskan Kasus Korupsi Ekspor CPO
KPK Terima 395 Laporan Gratifikasi Selama Hari Raya Idul Fitri