Isu Terkini

Menkes Klaim Penularan Hepatitis Akut Tak Seperti Pandemi

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA/TL/Arnidhya Nur Zhafira/pri.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim penyebaran hepatitis akut tidak seperti penularan pada penyakit-penyakit pandemi. 

“Kesimpulannya sampai sekarang penyebarannya tidak seperti penyakit-penyakit pandemi karena kalau menularkan saya katakan pasti teman-teman kena, ini tidak terjadi,” ujar Budi Gunadi, Rabu (11/5/2022), dilansir dari Antara. 

Kasus hepatitis akut: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, ada 15 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia. Sebanyak tiga kasus pertama dilaporkan pada 27 April 2022 atau beberapa hari setelah WHO menyampaikan ada kejadian luar biasa di Eropa.

 Pencegahan: Ia pun menjelaskan bagaimana cara pencegahan penyebaran penyakit hepatitis akut oleh masyarakat. Menurut Budi, terpenting cuci tangan yang rajin sebelum masuk makanannya. Lalu, makanannya kalau bisa dimasak dengan baik, khususnya disajikan untuk anak-anak. 

Ia meminta agar respons masyarakat tidak berlebihan terhadap hepatitis akut tersebut. 

“Hepatitis akut di kita 15 (kasus) dari 270 juta (penduduk), beda dengan COVID-19 yang seharinya sekarang 200 (kasus), jadi ini jauh di bawah Covid-19 penularannya, mungkin di bawah cacar, di bawah kolera, TBC supaya jangan terlalu berlebihan dan sampai sekarang belum terbukti penularannya disebabkan oleh virus,” ucapnya. 

Terbitkan SE: Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology). 

Untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernafasan, Kemenkes meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Misalnya, dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas. 

Gejala hepatitis akut: Selain itu, perlu pemahaman orang tua terhadap gejala awal hepatitis akut. Yaitu, mual, muntah, sakit perut, diare, dan kadang disertai demam ringan. Kemudian, gejala semakin berat terlihat dari air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat. 

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, maka orang tua harus segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

“Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil,” ujar Budi.

Baca Juga:

Kini Ada 15 Kasus Hepatitis Akut di Indonesia 

Hepatitis Akut Renggut Nyawa 5 Anak di Indonesia 

Bocah Diduga Hepatitis Akut Meninggal di Sumut

Share: Menkes Klaim Penularan Hepatitis Akut Tak Seperti Pandemi