Kelompok Islamic State an Iraq and Syria mengkonfirmasi bahwa pemimpin mereka, Abu Ibrahim Al-hashemi Al-Quraishi tewas. Ia tewas dalam sebuah serangan pasukan Amerika Serikat.
Pemimpin ISIS itu tewas bersama juru bicaranya Abu Hamza Al-Quraish. Keduanya tewas dalam penyerbuan pasukan khusus Amerika Serikat di Suriah pada Februari lalu.
Pukulan bagi ISIS: Kematian Quraishi menjadi pukulan bagi ISIS. Diketahui mereka juga kehilangan pemimpin pada dua tahun lalu. Kala itu AbuBakr al-Baghdadi dalam sebuah penyerbuan serupa di 2019.
Pertempuran terakhir: Jubir ISIS yang baru, Abu Umar al Muhajir, lewat sebuah video mengatakan bahwa pemimpin mereka Quraishi sempat melakukan pertempuran di Penjara Ghuwayran di Kota Hasaka, Timur Laut Suriah.
Abu Umar mengatakan sedikitnya 200 napi dan milisi serta 30 pasukan keamanan tewas dalam serangan di penjara tersebut. Serangan itu dibuat untuk melepaskan anggota ISIS.
Pemimpin baru: Dilansir Antara, Setelah mengkonfirmasi tewasnya pemimpin mereka, ISI kemudian menunjuk pemimpin baru yakni Abu Al-Hassan Al-hashemi Al-Quraishi.
Serangan Amerika: Pasukan khusus dari Amerika mengatakan Abu Ibrahim tewas bunuh diri saat diserbu oleh pasukan militer khusus Amerika Serikat. Quraish tewas usai meledakkan dirinya sendiri saat hendak digrebek. Anggota keluarga Quraish juga tewas dalam ledakan itu.
Quraish diketahui menjadi pemimpin ISIS setelah Abu Bakr al-Baghdadi, pendiri dan pemimpin ISIS tewas pada 2019.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan ledakan di rumah Quraish kala itu sangat kuat sehingga menghempaskan jasad para korban keluar gedung tiga lantai yang menjadi rumah sekaligus tempat persembunyian.
Seorang pejabat senior Gedung Putih, yang enggan disebut namanya, meyakini ledakan besar itu menewaskan Quraishi, dua istrinya dan seorang anak. Seorang anak lainnya diduga tewas di lantai dua bersama seorang letnan Quraishi dan istrinya.
Baca Juga:
Balas Bom Masjid, Taliban Hancurkan Markas ISIS di Afghanistan
ISIS Klaim Sebagai Dalang Bom Bunuh Diri di Masjid Syiah Afghanistan