Internasional

Warga Rusia Unjuk Rasa Anti Perang: Ukraina Maafkan Kami

Muhammad Fadli — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/REUTERS/Borut Zivulovic/RWA/djo

Warga Rusia memprotes aksi negaranya yang melakukan invasi ke Ukraina. Protes itu digelar dengan melakukan aksi damai di depan Kedutaan Ukraina di Moskow.

Massa yang datang mengaku menentang perang yang dilakukan Rusia. Dalam aksinya, mereka juga meletakkan bunga di seberang jalan gedung kedutaan. Beberapa massa aksi membawa kardus bertuliskan ‘maafkan kami’.

“Saya menentang perang ini dan saya ingin itu dihentikan segera. Hati saya bersama rakyat Ukraina, kepada merka yang telah gugur, menderita dan berada di zona konflik,” ujar salah satu pengunjuk rasa, Alexandria dikutip dari Antara, Senin (28/2/2022).

Rusia tangkap pendemo: Kepolisian Rusia menangkap lebih dari 2.000 orang pada Minggu (27/2). Para pendemo merupakan warga Rusia yang telah mengabaikan larangan demo memprotes kebijakan perang dengan Ukraina.

Diberitakan Aljazeera, Senin (28/2/2022), kelompok pemantau OVD-Info mengungkap hingga hari ini pemerintah Rusia telah menahan 2.114 warga. Mereka ditangkap dalam berbagai aksi antiperang yang digelar Minggu (27/2/2022) waktu setempat.

Jumlah tahanan bertambah: Apabila ditotal, setidaknya ada 5.250 orang ditahan otoritas Rusia sejak invasi militer ke Ukraina yang dimulai pekan lalu. Para pendemo itu melakukan aksinya secara bergelombang.

Solidaritas di Eropa: Ratusan ribu orang di berbagai negara Eropa juga melakukan aksi solidaritas untuk Ukraina. Dalam aksinya mereka menentang keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang memutuskan melakukan invasi di Ukraina.

Salah satu kota yang dipadati pengunjuk rasa ialah Berlin, Jerman. Setidaknya 100 ribu orang turun ke jalan untuk meminta Rusia menghentikan perang.

Negara-negara di Eropa juga turut memberikan sanksi ke Rusia. Setelah melakukan penutupan wilayah udara bagi penerbangan dari Rusia, sanksi terbaru dari negara-negara barat yakni menutup akses bagi beberapa bank Rusia menggunakan sistem SWIFT.

Sistem itu mengatur pengiriman dana yang melibatkan ribuan bank dan institusi keuangan di seluruh dunia.

Baca juga:​

Share: Warga Rusia Unjuk Rasa Anti Perang: Ukraina Maafkan Kami