Isu Terkini

Mengenal Pneumonia, Penyakit Mematikan Pada Anak

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pneumonia sebagai
penyakit mematikan yang dapat membunuh anak-anak. Penyakit ini juga menyerang
paru-paru manusia dari berbagai kelompok usia.

Prosesnya terjadi ketika Bakteri Streptococcus pneumonia,
Haemophilus influenzae tipe b (Hib), dan virus pernapasan syncytial masuk
melalui pernapasan atau terhirup secara tidak sengaja, sehingga dapat memicu
menyebabkan reaksi peradangan.

Kasus Pneumonia: Berdasarkan data WHO, pneumonia setidaknya
membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019.

Seperti dilansir Antara, Dokter Spesialis Anak di Rumah
Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Cynthia Centauri mengatakan Indonesia sempat
menduduki posisi ketujuh di dunia sebagai negara dengan kasus pneumonia
tertinggi, pada 2017.

Penyebab: Cynthia menyebut penyebabnya antara lain kurang
gizi, hunian padat, status ekonomi rendah, penyakit yang menyertai sebelumnya
seperti HIV dan campak, polusi udara, asap rokok, dan imunisasi belum lengkap.

Gejala: Sementara itu, gejala yang dialami ialah seperti
batuk, sesak yang ditandai dengan napas cepat, adanya tarikan dada, napas
cuping hidung, tampak biru, penurunan saturasi oksigen.

Gejala umum lainnya, yakni pasien sulit makan dan minum,
kesadaran menurun yang ditandai dengan lebih banyak tidur atau tampak lemah,
demam atau hipotermia, kejang, suara nafas tambahan, dan gejala penyerta lain
seperti diare, muntah dan sebagainya.

Kategori: Selain itu, Cynthia mengungkap adapun pneumonia
dibagi menjadi dua kategori, yakni berat dan ringan.

Diketahui, pneumonia ringan ditandai dengan kondisi anak
masih aktif, masih bisa makan dan minum, tetapi napas agak cepat dan demam
ringan. Pada dasarnya mereka masih bisa dibawa rawat jalan ke dokter.

Sementara, pneumonia berat ditandai dengan napas berat, anak
sudah tidak dapat makan dan minum, lemas, apabila kondisi tersebut muncul,
segera bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdekat.

Perawatan: Cynthia mengatakan pasien dapat dirawat di rumah
sakit apabila  sulit bernapas atau
merintih, ada penurunan saturasi oksigen, sulit makan, atau memiliki penyakit
penyerta.

Pencegahan: Namun, pneumonia masih dapat dicegah melalui
pemberian nutrisi yang cukup untuk meningkatkan pertahanan alami anak dan dapat
dimulai dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan,
melakukan imunisasi yang lengkap, memberikan nutrisi yang baik.

Selain itu, mengatasi faktor lingkungan seperti polusi udara
dalam ruangan dengan menyediakan kompor dalam ruangan bersih yang terjangkau,
dan menjaga kebersihan rumah.

Di sisi lain, Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit
Universitas Indonesia (RSUI) Nina Dwi Putri mengungkap imunisasi penting dalam
upaya mencegah pneumonia. Menurutnya, imunisasi dapat melindungi tubuh dari
risiko terkena infeksi berat.

Baca Juga

Share: Mengenal Pneumonia, Penyakit Mematikan Pada Anak