Startup yang bergerak di bidang edukasi, Zenius mengumumkan untuk menghentikan sementara operasinya setelah 20 tahun beraktivitas di Indonesia. Zenius saat ini sedang mengalami tantangan operasional.
“Kami menyesal atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan bagi para pengguna kami. Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi sementara,” demikian tulis keterangan pihak Zenius.
Zenius merupakan platform edukasi online yang menawarkan materi pelajaran SD, SMP, SMA, persiapan ujian tulis berbasis komputer (UTBK), sampai upskilling profesional.
Sebelumnya, Zenius berkali-kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap karyawannya sejak 2022. Pada Mei 2022, Zenius melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawannya. Kemudian, pada Agustus 2022, Zenius melakukan PHK terhadap karyawan yang jumlahnya tidak disebutkan. Sementara itu, pada Februari 2023, Zenius menyebut telah melakukan PHK terhadap sekitar 30 karyawannya.
“Zenius harus menyelaraskan dan memprioritaskan ulang organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang. Untuk mencapai tujuan mencapai arus kas positif dan memastikan keberlanjutan bisnis, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang secara langsung akan mempengaruhi karyawan,” demikian keterangan tertulisnya, Selasa (28/2/2023).
Industri startup, tak terkecuali edutech, beberapa tahun belakangan ini memang tengah diterpa isu musim dingin teknologi yang membuat mereka sulit mendapat pendanaan.
Zenius sendiri sempat mengakuisisi lembaga pendidikan luar sekolah Primagama pada Februari 2022. Saat itu Zenius menargetkan satu outlet di setiap kota/kabupaten di seluruh Indonesia pada 2024 melalui model bisnis franchise.
Zenius didirikan Sabda PS dan Medy Suharta pada 2004 silam. Perusahaan ini berawal dari sebuah pusat bimbingan belajar offline, sebelum akhirnya berubah nama menjadi Zenius Education pada 2007 silam. Perusahaan itu sempat mendapat pendanaan dari Northstar Group, modal ventura yang dipiloti Patrick Walujo, sebesar 20 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada 2009 silam.
Kemudian pada 2022, modal ventura milik Telkom, MDI Ventures memberikan pendanaan lanjutan untuk jumlah yang tak disebutkan. Namun Zenius tetap gagal mempertahankan eksistensinya.
Baca Juga:
APBN Defisit Rp347,6 Triliun Sepanjang 2023