Indonesia akan mengusulkan pengaturan program kapal selam bertenaga nuklir dalam forum PBB. Ini untuk membangun kesadaran atas kemungkinan risiko yang ditimbulkannya.
“Tujuan utama usulan ini adalah untuk mengisi kekosongan aturan hukum internasional terkait kapal selam bertenaga nuklir, membangun kesadaran atas potensi risikonya, serta upaya menyelamatkan nyawa manusia dan kemanusiaan,” ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Tri Tharyat dalam konferensi yang digelar secara daring dari New York, Minggu (31/7/2022), dilansir dari Antara.
Pembatasan senjata nuklir: Usulan dalam kertas kerja berjudul “Nuclear Naval Propulsion” itu akan disampaikan dalam 10th Review Conference of the Parties to the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT RevCon) yang akan digelar pada 1-26 Agustus 2022 di New York. NPT RevCon merupakan konferensi yang digelar setiap lima tahun sekali sejak 1975 untuk mengkaji implementasi perjanjian pembatasan kepemilikan senjata nuklir.
Selain membangun kesadaran atas risiko nuklir terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, usulan itu juga merupakan upaya untuk memperkuat sistem dan semangat multilateralisme yang saat ini terus tergerus.
Kendala perang: Sementara itu, Dubes RI untuk PBB dan Otoritas Dasar Laut Internasional di New York, Arrmanatha Christiawan Nasir, menilai bahwa Revcon NPT tahun ini akan cukup sulit. Sebab, digelar di tengah situasi geopolitik yang sangat dinamis, terutama saat perang di Ukraina masih berlangsung.
Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif dalam RevCon NPT terus mendorong agar konferensi tersebut membuahkan hasil yang konstruktif.
“Utamanya yang kita harapkan adalah adanya kemajuan dalam upaya untuk komitmen dari negara-negara pemilik senjata nuklir untuk melangkah lebih maju dalam upaya pelucutan senjata nuklir,” ucapnya.
Perlombaan senjata: Sebelumnya, Indonesia menyampaikan keprihatinan atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan Indo-Pasifik. Ini menyusul pengumuman Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
“Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir,” demikian pernyataan pers Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan resminya, Jumat (17/9/2022).
Lawan pengaruh China: Australia mengumumkan rencananya untuk membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir di bawah kemitraan keamanan Indo-Pasifik dengan Amerika Serikat dan Inggris. Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.
“Dunia kita menjadi lebih kompleks, terutama di sini di kawasan kita, Indo-Pasifik. Untuk memenuhi tantangan ini, untuk membantu memberikan keamanan dan stabilitas yang dibutuhkan kawasan kami, kami sekarang harus membawa kemitraan kami ke tingkat yang baru,” ujar Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Ketika mengumumkan kelompok keamanan baru itu pada Rabu (15/9/2022), para pemimpin AS, Australia, dan Inggris tidak menyebut China. Akan tetapi, AS dan sekutunya berusaha untuk melawan kekuatan dan pengaruhnya yang semakin besar di kawasan.
Baca Juga:
Kim Jong Un Sebut Korsel Dipimpin Gangster
Warga Elit Korut Santap Daging Anjing di Tengah Ancaman Kelaparan