Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menganggap militer Korea Selatan (Korsel) sebagai gangster. Ini merujuk strategi yang dinyatakan Korsel untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korut, termasuk melalui penguatan kemampuan serangan pendahuluan ‘Kill Chain’.
“Upaya berbahaya seperti itu akan segera dihukum oleh kekuatan yang kuat, dan pemerintahan (Presiden Korsel) Yoon Seok Yeol dan militernya akan dihancurkan,” ujar Kim dalam pidato yang disampaikan untuk memperingati gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea, dilansir dari Antara.
Peringatan: Dalam pidatonya, Kim menyebut nama Yoon sebanyak tiga kali. Bahkan Kim Jong Un menyebut nama Yoon tanpa gelar presiden.
Kim mengatakan, Korut tidak akan lagi mentolerir semua pernyataan tidak masuk akal dari militer Korsel. Kim memperingatkan bahwa Korsel akan membayar harga tertentu jika perilaku seperti itu terus berlanjut.
Ini merupakan tanggapan resmi pertama Kim terhadap pemerintahan Yoon yang menggantikan pemerintahan liberal Moon Jae-in pada Mei lalu. Kim menegaskan, Korut sepenuhnya siap untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat (AS). Ini merujuk pada latihan militer AS dengan Korsel.
Ancaman nuklir: Kim berulang kali mengingatkan tentang pencegah perang nuklir Korut. Disisi lain, juga mengancam akan menggunakan nuklir jika perlu. Namun, Kim tidak memberikan petunjuk konkret apakah atau kapan rezimnya akan melakukan uji coba nuklir lagi.
“Standar ganda AS, yang secara menyesatkan melabeli semua tindakan kita sehari-hari sebagai provokasi dan ancaman sambil mengadakan latihan bersama skala besar yang secara serius mengancam keamanan nasional kita, secara harfiah adalah perilaku seperti preman yang mendorong hubungan Korea Utara-AS ke konflik dan ke titik yang tidak dapat diubah,” tutur Kim.
Kim menyebut, angkatan bersenjata Korut sepenuhnya siap merespon setiap krisis. Penangkal nuklirnya, kata dia, juga siap untuk menggunakan kekuatannya dengan tepat, akurat, dan cepat sesuai dengan misinya.
Baca Juga:
Korea Utara Tunjuk Menteri Luar Negeri Perempuan Pertama
Warga Elit Korut Santap Daging Anjing di Tengah Ancaman Kelaparan