Presiden China Xi Jinping menegaskan kembali dukungannya kepada Rusia menyangkut konflik di Ukraina. Hal itu disampaikan dalam pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon baru-baru ini.
“Semua pihak harus secara bertanggung jawab mendorong penyelesaian yang tepat dari krisis Ukraina,” tulis laporan kantor berita resmi Xinhua, melansir Al Jazeera, Kamis (16/6/2022).
Legitimasi serangan Rusia: Kremlin mengatakan, Xi mengabsahkan tindakan yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus itu ke wilayah Ukraina.
“[Xi] Mencatat legitimasi tindakan yang diambil oleh Rusia untuk melindungi kepentingan nasional fundamental dalam menghadapi tantangan keamanannya yang diciptakan oleh kekuatan eksternal,” katanya.
Tak kritik Rusia: Menurut penafsiran resmi Moskow, China tidak mengkritik invasi Rusia ke Ukraina dan tidak menyebutnya dengan istilah seperti itu. China menuduh NATO dan Barat memprovokasi Moskow untuk menyerang.
Amerika meradang: Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya tentang keberpihakan China dengan Rusia. Mereka memperingatkan negara-negara yang berpihak pada Putin atas invasinya ke Ukraina akan “berada di sisi yang salah dalam sejarah”.
“China mengklaim netral tetapi perilakunya menjelaskan bahwa mereka masih berinvestasi dalam hubungan dekat dengan Rusia,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Edward Price atau Ned Price.
Beberapa minggu sebelum Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari, Putin dan Xi bertemu di Beijing dan mengawasi penandatanganan perjanjian yang berjanji bahwa hubungan antara kedua pihak akan “tidak ada batasnya”.
Masih belum jelas apakah Xi mengetahui rencana Rusia untuk menyerang Ukraina pada saat itu. Dalam pertemuan itu, yang berlangsung beberapa jam sebelum Olimpiade Musim Dingin dimulai di Beijing, kedua pemimpin itu melawan tekanan dari Amerika Serikat, menyatakan penentangan mereka terhadap setiap perluasan NATO dan menegaskan bahwa pulau Taiwan adalah bagian dari China.
Baca Juga:
Zelensky: Ukraina Kalah Menyakitkan
PBB Anggap Terlalu Dini Tuding Rusia Lakukan Kejahatan Perang