Perusahaan PayPal Holdings Inc telah menutup layanannya pada
Sabtu (5/3/2022) pagi di Rusia. Mereka mengumumkan keputusan ini karena
menyoroti aksi invasi Rusia ke Ukraina.
Selain itu, PayPal juga bergabung dengan perusahaan keuangan
dan teknologi lainnya dalam menangguhkan operasi di Rusia.
“Dalam situasi saat ini, kami menangguhkan layanan
PayPal di Rusia,” kata Chief Executive Officer PayPal Dan Schulman, dikutip
dari US News, Sabtu (5/3/2022).
Mengutuk Agresi Militer: Dan Schulman mengatakan perusahaan
yang berdiri dengan komunitas internasional ini mengutuk agresi militer
kekerasan Rusia di Ukraina.
Sementara itu, juru bicara perusahaan mengatakan PayPal akan
mendukung penarikan dalam jangka waktu tertentu.
Selain itu, mereka bakal memastikan saldo akun tersebar
sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Setop Terima Pengguna Baru: Sebelumnya, PayPal berhenti
menerima pengguna baru dari Rusia mulai Rabu (2/3/2022) waktu setempat.
Diketahui, mereka hanya mengizinkan transaksi lintas negara untuk pengguna di
sana.
Bahkan, platform ini sudah melakukan pemblokiran terhadap
sejumlah pengguna dan bank besar usai Amerika Serikat dan beberapa negara
lainnya menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Galang Dana: Selain itu, pejabat pemerintah Ukraina telah
meminta PayPal untuk keluar dari Rusia dan membantu mereka dengan penggalangan
dana.
Sejak awal invasi, PayPal telah membantu mengumpulkan dana
lebih dari 150 juta dolar sebagai upaya mendukung Ukraina.
Baca Juga