Kesehatan

Obesitas Bisa Sebabkan Mendengkur Hingga Gagal Jantung

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
unsplash

Para pakar kesehatan mengungkap para penderita obesitas memiliki sejumlah risiko terkena berbagai masalah kesehatan. Dua di antaranya ialah mendengkur serta gagal jantung.

Mengapa bisa mendengkur: Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Niken Ageng Rizki, Sp.THT-KL mengatakan, lingkar leher dari diameter jalan nafas berpengaruh pada munculnya dengkuran. Dengkuran atau gangguan bernapas saat tidur terjadi karena ada sumbatan di jalan napas.

Suara parau yang muncul akibat getaran udara di langit-langit mulut atau tenggorokan. Lingkar leher ini antara lain dipengaruhi obesitas yang dialami seseorang. Kelebihan berat badan menyebabkan lebih banyak jaringan berkembang di tenggorokan yang dapat menyebabkan mendengkur.

Tidak menerima oksigen: Penyebabnya henti napas atau apnea sehingga tubuh tidak menerima oksigen saat tidur akibat ada penutupan jalan napas, menyebabkan getaran pada tenggorokan atau jalan napas. Sumbatan di hidung, belakang hidung, tenggorokan karena amandel, langit-langit, iritasi asam lambung, pembengkakkan pita suara dan dasar lidah berkontribusi pada kondisi mendengkur.

Mendengkur termasuk gangguan saat tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan angka kejadian meningkat di usia tua baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Selain dengkuran yang kerap tak disadari penderitanya, mereka yang mendengkur umumnya saat malam juga kerap tersedak, batuk-batuk, tidur tidak nyenyak, sering buang air kecil (BAK).

Risiko gagal jantung: Di sisi lain, mereka yang mengalami obesitas juga berisiko terkena gagal jantung. Dokter spesialis jantung & pembuluh darah dari Universitas Hasanuddin, DR. dr. Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K) mengatakan, dari belasan persen penyandang obesitas di Indonesia, sekitar 5 ada 1 berhubungan dengan gagal jantung.

Bagaimana gejalanya: Mereka dengan kondisi gagal jantung umumnya mengalami sejumlah gejala antara lain lemas, tak lagi bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya misalnya semula sanggup naik tangga lantai 3 sekarang hanya 1 lantai saja.

Gejala lainnya, penumpukan cairan di paru sehingga pasien jadi batuk, mengi susah napas padahal tidak ada riwayat sakit paru, selain itu muncul bengkak berupa penumpukan cairan di tungkai bawah mata kaki tungkai paha dan bahkan perut. Walau begitu, sebagian besar orang tidak menyadari sudah mengalami gagal jantung karena gejalanya tidak selalu muncul.

Bagaimana pencegahannya: Agar ini tak terjadi, deteksi dini salah satunya melalui USG jantung disarankan. Selain itu, Anda juga bisa menjalani pemeriksaan biomarker untuk menilai besar risiko, mendeteksi kerusakan otot jantung dan lemah jantung, mendapatkan diagnosis lebih akurat hingga membantu terapi jika memang gagal jantung terdiagnosis.

Penyakit lainnya yang bisa disebabkan obesitas: Menurut Antonia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu, obesitas menyebabkan gangguan metabolisme gula, kolesterol, hipertensi, gangguan ginjal, mengorok atau mendengkur, dan gagal jantung.

Baca Juga:

Share: Obesitas Bisa Sebabkan Mendengkur Hingga Gagal Jantung