Vanessa Angel dan suaminya Bibi Ardiansyah meninggal dunia pada Kamis (4/11/2021). Keduanya dilaporkan mengalami kecelakaan tunggal di Tol Nganjuk, Jawa Timur.
Polda Jawa Timur menduga penyebab kecelakaan akibat sopir mengantuk. Dikutip dari @dr.tirta, ia curiga sopir Vanessa Angel mengalami fenomena microsleep yang berbahaya bagi pengemudi.
Apa Itu Microsleep?
Microsleep mengacu pada jam tidur yang berlangsung kurang dari 30 detik. Orang yang mengalami kondisi ini akan tertidur tapi otak tetap terjaga. Kondisi ini rentan terjadi pada orang yang sangat mengantuk tapi menahan dirinya untuk tidur.
Dikutip dari Sleep Foundation, para ilmuwan menyatakan kondisi ini disebut sebagai behavioral microsleep karena ditandai dengan perubahan perilaku. Oleh karena itu, peneliti mengukur aktivitas otak dengan mengamati wajah dan tubuh seseorang atau dengan menguji psikomotorik mereka.
Gelombang otak yang diukur dengan electroencephalogram (EEG) melambat. Pemindaian otak yang dilakukan dengan functional magnetic resonance imaging (fMRI) menunjukkan microsleep melibatkan aktivitas otak yang berbeda dari tidur biasa. Sebagian besar otak yang dinonaktifkan selama tidur akan tetap aktif, termasuk area otak yang didedikasikan untuk tetap terjaga.
Otak juga merespon suara berbeda selama mengalami microsleep, tetapi pola reaksinya tidak sama dengan yang ditemukan saat terjaga dan tidur biasa.
Gejala Microsleep
Dikutip dari RS Mitra Husada Pringsewu, microsleep ditandai dengan sulit menahan mata untuk tetap terjaga. Orang yang sedang mengalami kondisi ini akan hilang fokus, tidak mendengar pembicaraan orang lain, tidak ingat kejadian 1 hingga 2 menit yang lalu, menjatuhkan barang yang sedang dipegang, dan hilang kontrol tubuh serta kepala terjatuh tiba-tiba.
Gejala yang dialami oleh pengemudi, yakni salah jalur saat berkendara, menguap berulang kali, lupa jalan, dan mata “berat”.
Penyebab
Kondisi microsleep disebabkan oleh kelelahan dan kurang tidur. Orang yang mengalami hal ini mungkin disebabkan karena insomnia, apnea tidur obstruktif, dan narkolepsi, sehingga rentan mengalami kecelakaan bagi pengemudi.
Namun, orang yang sudah beristirahat penuh juga bisa mengalami microsleep, karena melakukan sesuatu yang berulang-ulang atau membosankan.
Terjadi Kapan Saja
Dikutip dari SehatQ, kondisi ini dapat terjadi kapan saja seperti pada jam-jam tidur. Pengemudi yang masih berkendara di malam hari sering mengalami microsleep, karena waktu sudah mengharuskan untuk tidur tapi masih berkendara di luar rumah.
Pencegahan
Microsleep sangat membahayakan bagi keselamatan berkendara. Oleh karena itu, pengemudi dianjurkan untuk tidak berkendara saat memasuki fase microsleep.
Pencegahan yang perlu dilakukan, yakni selalu penuhi kebutuhan tidur, sebelum berkendara lakukan peregangan ringan agar badan tidak cepat lelah saat mengemudi, ambil jeda istirahat saat perjalanan jauh, konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, dan cobalah mendengar lagu atau siaran radio saat berkendara agar tetap terjaga, dan mengobrol dengan teman atau keluarga di mobil untuk mengurangi rasa kantuk.
Orang yang mengalami gangguan tidur seperti kesulitan tidur di jam normal atau mengalami kantuk berlebihan di siang hari, dianjurkan segera konsultasi dengan dokter. Mereka akan membantu dan mengobati gangguan tidur yang didasari oleh masalah medis.
Baca Juga: