Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,51 persen (yoy) pada triwulan III-2021.
Lebih rendah: Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh sebesar 7,07 persen sehingga secara secara quarter to quarter (q-to-q) tumbuhnya 1,55 persen. Bila dibandingkan triwulan III-2020 tumbuh 3,51 persen, sementara kumulatif tumbuh 3,24 persen
Meleset dari target: Pada kesempatan terpisah sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 mencapai 4,5 persen yoy. Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di periode Juli-September 2021 bisa tumbuh di kisaran 5 persen yoy.
Terimbas PPKM: Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11/2021) mengatakan penurunan ini dilatarbelakangi oleh pemberlakuan kebijakan PPKM oleh pemerintah yang membatasi mobilitas masyarakat selama Juli sampai Agustus.
Vaksin: Mobilitas penduduk kembali mengalami perbaikan pada September seiring dengan semakin masifnya masyarakat menerima vaksin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sehingga menambah kepercayaan untuk beraktivitas.
Negara lain: Margo menuturkan perlambatan ekonomi pada triwulan III-2021 turut dialami oleh beberapa negara mitra dagang Indonesia seperti China tumbuh 4,9 persen, Amerika Serikat 4,9 persen, Singapura 6,5 persen, Korea Selatan 4 persen, Hong Kong 5,4 persen, dan Uni Eropa 3,9 persen.
Untuk Vietnam terkontraksi 6,2 persen karena selama Juli sampai Agustus pemerintah Vietnam melakukan pengetatan mobilitas sehingga menyebabkan kontraksi ekonomi.
Baca Juga:
Kasus Covid-19 Turun Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Rincian UU APBN 2022, Target Pertumbuhan Ekonomi Naik Jadi 5,2 Persen
Indonesia Keluar dari Resesi, Pengamat: Pertumbuhan Ekonomi Semu